KOMPAS.com - Media sosial dihebohkan dengan percobaan bunuh diri remaja berusia 15 tahun di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), Jakarta Utara.
Aksi ini berhasil digagalkan petugas yang tengah melintas di lokasi ketika bocah tersebut hendak melompat dari atas jembatan.
Cuplikan kejadian tersebut menjadi viral di media sosial karena menuai keprihatinan dari banyak pihak.
Selain itu, keyword "bunuh diri" juga ikut masuk dalam daftar pencariaan Google tertinggi hari ini, Rabu (25/05/2022) karena insiden tersebut.
Baca juga: Begini Cara Merespons Upaya Bunuh Diri yang Diunggah ke Media Sosial
Pembahasan soal risiko bunuh diri, khususnya pada remaja memang belum banyak dilakukan.
Stigma negatif soal pelaku bunuh diri serta minimnya pemahaman soal tindakan ini menjadi penyebabnya.
Selain itu, anak di bawah umur yang belum memiliki banyak tanggung jawab dianggap jauh dari stres, depresi atau masalah lain yang bisa memicu bunuh diri.
Baca juga: Memahami Risiko Bunuh Diri di Kalangan Pria, Masih Jarang Disorot
Faktanya, seorang remaja juga bisa terkungkung pikiran untuk mengakhiri hidupnya sendiri, dengan cara bunuh diri atau fokus melakukan hal-hal yang menyebabkan kematiannya.
Dikutip dari John Hopkins Medicine, bunuh diri adalah penyebab utama kematian ketiga pada orang muda berusia 15 hingga 24 tahun di Amerika Serikat.
Lembaga kesehatan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) bahkan menguraikan risiko ini dengan tiga poin antara lain:
Pikiran bunuh diri pada anak di bawah umur bisa disebabkan oleh berbagai faktor namun utamanya karena masa remaja cenderung jadi momen yang penuh tekanan.
Anak menghadapi berbagai perubahan besar termasuk soal fisiknya, pikiran maupun emosional.
Perasaan stres, kebingungan, ketakutan, dan keraguan yang kuat dapat memengaruhi pemecahan masalah dan pengambilan keputusan remaja.
Risiko bunuh diri semakin tinggi apabila anak menghadapi berbagai peristiwa lain, seperti:
Bagi mereka, berbagai masalah ini tampak terlalu sulit atau memalukan untuk diatasi sehingga bunuh diri dianggap seperti solusi.
Baca juga: Waspadai Tanda-tanda Keinginan Bunuh Diri pada Remaja
Bunuh diri yang dilakukan oleh anak remaja merupakan mimpi buruk bagi semua orangtua.
Namun kita bisa melakukan pencegahan dengan mengenali faktor risiko maupun gejalanya.
Dikutip dari Mayo Clinic, ada sejumlah faktor yang meningkatkan risiko bunuh diri pada seorang remaja, antara lain:
Baca juga: 3 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Menolong Orang yang Ingin Bunuh Diri
Selain itu, orangtua juga harus lebih waspada apabila anak remajanya menunjukkan berbagai gejala bunuh diri.
Berikut adalah contoh perilakunya:
Baca juga: Berita Bunuh Diri Bisa Memancing Niat Bunuh Diri Orang Depresi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.