Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Tertipu, Inilah 7 Tipe Atasan Buruk yang Sering Dikira Baik

Kompas.com - 26/05/2022, 06:51 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

Sumber Huffpost

KOMPAS.com – Ada beberapa tipe atasan yang dapat ditemui di tempat kerja, yang baik maupun buruk.

Atasan yang masuk kategori buruk tentu tidak diinginkan karyawan mana pun karena gayanya memimpin bisa memengaruhi karier mereka.

Sayangnya, atasan yang berkepribadian negatif ini tidak selalu kentara. Mereka mungkin saja pandai menyembunyikan keburukannya dengan perilaku baik.

Hal tersebut semata-mata mereka lakukan untuk pencitraan dan supaya karyawan percaya pada sosoknya.

Misalnya tipe-tipe atasan berikut ini yang sering disalahartikan banyak karyawan sebagai sosok yang baik. Padahal, faktanya tidak demikian.

1. Politikus

Tipe politikus adalah atasan yang pandai mengatur orang-orang di atasnya tapi buruk dalam mengelola karyawan yang melapor langsung kepada mereka.

Tipe atasan itu sebenarnya mampu menangani kehumasan, tapi tidak memiliki kemauan atau keterampilan menjadi pemimpin yang baik.

“Tim pelaksana menganggap tim Anda melakukan pekerjaan dengan baik, proyek Anda dipuji oleh semua pihak tapi sebenarnya atasan tidak pernah bertemu dengan Anda.”

Hal itu dikatakan oleh penulis “Resilient Management” yang juga mantan Vice President of Engineering Kickstarter, Lara Hogan.

Baca juga: 8 Tanda Atasan Kita Toxic, Apa Saja?

Walau terlihat baik-baik saja, Hogan menyebut tipe politikus tidak pernah memberikan feedback yang membantu.

Jika atasan tidak berubah, Hogan mengkhawatirkan munculnya masalah yang lebih besar di kemudian hari.

Karena mereka cenderung tidak mencari tahu masalah tim yang seharusnya ditangani lebih awal.

2. Penyelamat

Tidak selamanya atasan yang tergolong tipe penyelamat benar-benar menolong karyawannya.

Alasannya, karyawan yang bekerja untuk mereka cenderung tidak berkembang sebab hal-hal yang berpotensi bermasalah ditangani langsung oleh si penyelamat.

Demikian penjelasan yang diberikan penulis "The Empowered Manager: Positive Political Skills at Work”, Peter Block.

Block menerangkan, tipe penyelamat adalah atasan yang sangat sensitif terhadap ketidaknyamanan.

Baca juga: Cara Bicara dengan Atasan soal Kelelahan dan Beban Kerja

Mereka percaya bahwa jalan menuju kekuasaan, pengaruh, dan mengendalikan situasi bisa menyelamatkan orang lain.

“Ketika memiliki si penyelamat, mereka bangga mendukung Anda. Makanya, Anda tidak memiliki ruang berbuat kesalahan tapi pertumbuhan menjadi terbatas,” kata Brown.

“Karena bagian dari menyelamatkan atau membantu adalah mekanisme kontrol bagi mereka.”

3. Atasan yang tidak pandai melobi

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Berbanding terbalik dengan si politikus, tipe atasan ini tidak memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang di atasnya.

Atasan yang demikian juga tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang politik di dalam kantor.

“Mereka sepenuhnya terlibat dalam pekerjaan Anda dengan cara yang positif, Anda mempercayai mereka, mereka mempercayai Anda,” kata Hogan.

Baca juga: Tips Menghadapi Atasan yang Tak Bisa Ditebak

Meski begitu, Hogan mengatakan, tipe atasan itu menyebabkan orang-orang yang posisinya lebih tinggi tidak mengetahui hasil pekerjaan karyawannya.

Karena atasan tidak punya kemampuan untuk melobi, mungkin saja karyawannya tidak mendapatkan bonus atau promosi jabatan.

4. Maunya sendiri

Ada atasan yang bekerja berdasar data. Tapi, ada juga atasan yang ingin karyawannya bekerja menurut pengetahuan mereka.

Tipe atasan yang maunya sendiri terkadang membandingkan caranya bekerja yang dianggap lebih baik ketimbang karyawan.

Tetapi, kelemahan atasan tersebut tidak dapat memperhitungkan momen ketika informasi mereka terbatas.

“Anda mungkin saja selalu merasa gagal karena tidak melakukannya dengan cara mereka (bekerja),” papar Brown.

Selain itu, atasan yang maunya sendiri ingin karyawan mengembangkan kariernya seperti yang mereka lakukan.

5. Lone Wolf

Brown mengatakan, tipe lone wolf dikenal karena kebutuhan yang mendalam akan kemandirian, mudah disalahpahami, dan interaksi yang terbatas dengan orang lain.

Bekerja di bawah atasan lone wolf sebenarnya punya sisi baik karena mereka punya etos kerja yang kuat dan mengargai ketegasan dalam tim.

Sayangnya, atasan seperti ini sering mengubah rencana ketika injury time sehingga menciptakan ketegangan di timnya.

Baca juga: Tidak Bahagia dalam Bekerja, Bolehkah Curhat kepada Atasan?

6. Si pemberi kepuasan

Karyawan bisa mendapat keuntungan dari usaha atasan untuk menyenangkan orang lain agar berpihak pada mereka.

Tetapi, tipe atasan itu sebenarnya berbahaya karena mereka percaya kemajuan berarti memberi orang lain apa yang diinginkan.

Bahkan ketika pertanggungjawaban sangat diperlukan untuk menjaga kepercayaan di dalam tim.

Mereka akan membuat banyak komitmen verbal, tetapi tidak membuat perubahan yang nyata.

Ilustrasi atasan dengan karyawan.pressfoto/ Freepik Ilustrasi atasan dengan karyawan.
Di sisi lain, atasan yang dianggap bersikap baik mungkin saja berkuasa dengan empati yang merusak.

Hal itu dikatakan oleh penulis "Radical Candor: Be a Kick-Ass Boss Without Losing Your Humanity”, Kim Scott.

Menurutnya, tipe atasan tersebut menstigmakan menjadi baik diprioritaskan dengan mengorbankan kritik demi meningkatkan kinerja.

7. Fokus pada data

Tipe atasan ini bisa menjadi pemimpin yang tidak efektif jika setiap wawasan dan keputusan harus didukung oleh data atau pola.

Jika karyawan dituntut menggunakan data untuk membuat setiap keputusan, mereka tidak dapat membuat rencana jangka panjang.

“Orang yang terobsesi dengan data tidak memiliki rencana jangka panjang,” kata Hogan.

“Semuanya adalah keputusan jangka pendek, berdasarkan angka, yang berarti Anda tidak akan pernah berakhir dengan sebuah visi.”

Baca juga: Cara Mengenali Calon Bos yang Buruk dari Sesi Wawancara Kerja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Huffpost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com