Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Arloji Breitling Navitimer Cosmonaute yang Terbang ke Luar Angkasa

Kompas.com - 27/05/2022, 06:54 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di kalangan penggemar jam tangan, sudah menjadi rahasia umum bahwa salah satu arloji yang mempunyai hubungan erat dengan luar angkasa adalah Omega Speedmaster.

Beberapa astronot, termasuk Neil Armstrong dan Buzz Aldrin memakai Omega Speedmaster ketika melakukan penerbangan luar angkasa.

Padahal sebenarnya, bukan hanya Omega Speedmaster yang identik dengan dunia penerbangan luar angkasa.

 

Scott Carpenter kenakan Breitling Navitimer Cosmonaute dalam perjalanan luar angkasa 

Pada 24 Mei 1962, astronot NASA, Scott Carpenter melakukan perjalanan menggunakan pesawat ruang angkasa Aurora 7 mengorbit Bumi sebanyak tiga kali.

Dalam penerbangan tersebut, Carpenter menyematkan Breitling Navitimer Cosmonaute di pergelangan tangannya.

Sebelumnya, Carpenter menghubungi Willy Breitling, cucu dari pembuat jam Leon Breitling. Ia meminta Willy mendesain Breitling Navitimer edisi khusus untuk misi penerbangannya dengan pesawat ruang angkasa Aurora 7.

Scott Carpenter Scott Carpenter

Untuk Breitling Navitimer miliknya, sang astronot ingin fitur penggaris melingkar (slide rule) tetap dipertahankan agar ia bisa menggunakannya untuk melakukan navigasi manual.

Slide rule yang terdapat dalam Breitling Navitimer original memiliki tiga skala, dua dicetak pada dial dan satu lagi di rotating bezel.

Dua skala --masing-masing di bagian dial dan bezel-- yang dikenal sebagai skala C dan D berfungsi menghitung perkalian dan pembagian.

Lalu, satu skala yang tercetak pada dial Navitimer adalah skala jam/menit yang ditunjukkan dalam format HH:MM. Fungsinya yaitu untuk mengukur kecepatan dibanding jarak.

Carpenter menyadari, skala ketiga ini tidak berguna bagi seorang astronot, dan dial akan terbaca lebih jelas jika skala tersebut dihapus.

Selain penghapusan skala ketiga itu, Carpenter juga meminta Willy untuk mengganti indikator 12 jam dengan indikator 24 jam.

Mengapa ia menginginkan indikator 24 jam, bukan 12 jam seperti kebanyakan jam tangan?

Carpenter beranggapan, bagi astronot yang mengorbit Bumi setiap 90 menit dan melihat banyak matahari terbit dan terbenam selama periode 12 jam, penggunaan indikator 24 jam akan lebih baik.

Indikator 24 jam ini memudahkannya untuk mengetahui waktu, tanpa perlu memikirkan apakah waktu yang ditampilkan dalam jam tangan itu adalah AM atau PM.

Bagian bezel Navitimer dibuat lebih lebar agar lebih mudah digenggam Carpenter saat memakai sarung tangan yang tebal.

Jika bezel pada Navitimer standar berukuran sekitar 40,5 milimeter, ukuran bezel Navitimer kustom ini sekitar 42,5 milimeter.

Breitling Navitimer Cosmonaute Breitling Navitimer Cosmonaute

Permintaan lain Carpenter yaitu penggunaan tali logam stretch-style yang bisa dilepas dan dipasang dengan mudah, serta nyaman dipakai di atas baju astronotnya.

Dia memberi waktu kurang dari dua bulan pada perusahaan Breitling untuk membuat arloji tersebut.

Singkat cerita, Willy berhasil merancang Breitling Navitimer Cosmonaute sesuai keinginan Carpenter, dan Carpenter memakai arloji itu saat mengorbit Bumi tiga kali dengan pesawat Aurora 7.

Sebenarnya Carpenter bukanlah manusia pertama yang terbang ke luar angkasa. Navitimer Cosmonaute yang dipakainya juga bukan jam pertama yang terbang ke luar angkasa.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com