Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Cara Menurunkan Kebiasaan Merokok

Kompas.com - 30/05/2022, 11:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Berdasarkan faktor eksternalnya, kebiasaan merokok disebabkan karena terpengaruh oleh lingkungan.

Beberapa orang mengadaptasi perilaku merokok untuk dapat diterima di kelompok tersebut. Selain itu, merokok juga dianggap memberikan kesan lebih jantan dan berani bagi sebagian orang.

Akibatnya semakin ingin individu untuk dipandang lebih jantan dan berani oleh kelompoknya, maka semakin ia mengadaptasi perilaku merokok yang ditunjukkan kelompok.

Kecenderungan menyamakan diri dengan kelompok perokok dengan tujuan memperoleh penerimaan akan menyebabkan tingginya perilaku merokok individu tersebut.

Upaya menyamakan perilaku dengan nilai pada kelompok disebut sebagai konformitas. Melalui konformitas, nilai-nilai pada kelompok akan diikuti oleh setiap anggotanya baik secara sadar maupun tidak sadar.

Kecenderungan konformitas terhadap kelompok atau teman perokok perlu dikurangi sebagai upaya lainnya dalam hal menurunkan kebiasaan merokok.

Beberapa cara yang dapat dilakukan agar dapat menurunkan perilaku merokok:

1. Tingkatkan kemampuan Toleransi Distress

Dalam hal meningkatkan toleransi distress, perokok perlu mengenali penyebab dari munculnya emosi negatif seperti marah, putus asa dan kesal.

Pada perokok, penyebab utama stres biasanya terkait dengan beban pekerjaan yang terlalu banyak atau overload.

Dengan adanya kepekaan terhadap penyebab stres yang dirasakan, maka perokok dapat membuat tindakan preventif, misalnya, dengan membuat skala prioritas mengenai apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu.

Dalam mencari tahu penyebab emosi negatif, perokok juga dapat menuliskan perasaannya dalam buku catatan.

Tindakan ini dapat membantu merunut kejadian dan mencari peristiwa pemicu emosi negatif.

Sesudah mengetahui penyebab dari emosi negatif, perokok perlu menerima emosi negatif sebagai sesuatu yang wajar terjadi.

Agar dapat menilai emosi negatif sebagai sesuatu yang wajar terjadi, perokok perlu mengubah cara pandang terhadap suatu kejadian.

Misalnya, dengan melakukan positive self talk saat merasakan emosi negatif. Bentuk positive self talk yang dapat dilakukan adalah dengan mengatakan "Tidak apa-apa merasa sedih, karena semua orang pernah merasa sedih" atau "Saya sedih akan tetapi saya akan tetap melakukan yang terbaik".

Dalam upaya mengelola stres, perokok juga harus mampu mengontrol emosi negatif sehingga tersalurkan pada waktu yang tepat dan pada hal yang lebih positif.

Kemampuan ini dapat ditingkatkan dengan latihan-latihan mindfulness seperti yoga, meditasi dan sejenisnya.

Selain dapat mengontrol emosi negatif, latihan ini juga akan membantu individu menjadi lebih baik dalam berelasi dengan orang lain.

2. Turunkan kecenderungan Konformitas

Lingkungan akan berpengaruh pada perilaku merokok seseorang. Penting bagi perokok yang ingin menurunkan perilaku merokoknya untuk menurunkan kecenderungan konformitas.

Salah satu langkahnya adalah dengan menciptakan lingkungan yang terhindar dari kebiasaan merokok.

Perokok akan sulit keluar dari kelompok atau menjauhi teman perokoknya. Akan tetapi, perokok dapat menciptakan lingkungan tersebut dengan mencari lebih banyak teman-teman bukan perokok atau perokok yang sudah berhenti merokok.

Dalam istilah lain, persentasi teman-teman yang bukan perokok harus lebih banyak. Selain menciptakan lingkungan yang bebas rokok, tindakan ini juga membantu perokok mendapatkan dukungan.

Dukungan yang diberikan dapat berupa dukungan emosional melalui saling menyemangati atau bahkan dukungan informasi terkait penghentian rokok.

Melalui dukungan-dukungan yang ada, perokok akan mulai termotivasi untuk menurunkan perilaku merokoknya.

3. Lakukan penundaan hingga pengurangan jumlah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com