Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Orang Swedia Tak Pernah Tawari Tamunya Makan, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 31/05/2022, 10:41 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Twitter sempat diramaikan pembahasan soal tradisi masyarakat Swedia yang tidak pernah menawarkan makanan pada tamu yang berkunjung ke rumahnya.

Bukan hanya itu, masyarakat Swedia juga disebut 'tega' tidak mengajak tamunya makan ketika tiba waktunya bersantap, bahkan ketika tamunya adalah anak-anak.

Tamu akan diminta untuk pulang atau menunggu sementara tuan rumah asyik menikmati makanan bersama keluarganya.

Perilaku ini dinilai mencengangkan bagian sebagian besar pengguna Twitter di seluruh dunia.

Sama seperti di Indonesia, menawarkan makanan kepada tamu atau mengajak ikut makan bersama rupanya sudah menjadi tradisi di banyak negara.

Jadi perilaku masyarakat Swedia ini dinilai mengherankan sekaligus menjadi melanggar tata krama yang berlaku secara umum.

Baca juga: Aturan Ketat Saat Makan Bersama Ratu Inggris, Sudah Tahu?

Orang Swedia tidak menawarkan makanan pada tamunya, benarkah?

Berbagai cuitan baik berupa diskusi, pembahasan maupun meme soal 'etika' yang berlaku di Swedia ini kini banyak menghiasi Twitter.

Banyak yang mengatakan perilaku itu normal karena tradisi maupun etika yang berlaku di tiap negara bisa saja berbeda.

Ada yang mengatakan, bisa saja makanan yang ditawarkan tidak cocok dengan selera orang lain atau memicu alergi sehingga sikap tersebut bisa dibenarkan.

Namun ada yang menganggap kebiasaan masyarakat Swedia makan sendirian adalah sikap yang kasar dan melukai perasaan tamunya.

Baca juga: Merasakan Hadirnya Musim Semi di Swedia Lewat Aroma

Terlepas dari benar atau salahnya kebiasaan tersebut, benarkah masyarakat Swedia tak pernah menawari makanan pada tamunya?

Dikutip dari media The Local Sweden, secara umum, orang Swedia lebih memilih kunjungan yang direncanakan sebelumnya.

Hal ini berlaku untuk semua acara sosial, bukan hanya playdates untuk anak-anaknya atau sekedar kunjungan persahabatan lainnya.

Praktik ini membuat orang Swedia terbiasa memasak sesuai dengan jumlah orang yang direncanakan akan ikut makan.

Jika ada orang lain yang ingin bergabung ikut makan malam atau acara bersantap lainnya maka harus memberitahukannya lebih dulu.

Tujuannya agar tuan tumah bisa membeli bahan makanan dan memasak makanan yang cukup untuk tamu tambahan itu.

Baca juga: 7 Manfaat Makan Bersama, dari Lebih Sehat hingga Hilangkan Stres

Stockholm, SwediaDok. Pixabay/Michelle_Raponi Stockholm, Swedia
Masyarakat Swedia sering merencanakan menu makan selama seminggu penuh, membeli secukupnya bahan makanan sesuai yang akan dihabiskan agar tidak membuang-buang makanan.

Dalam banyak keluarga, menu makanan untuk seminggu sering kali diputuskan beberapa hari sebelumnya.

Setiap acara sosial harus direncanakan jauh hari agar bisa menyediakan makanan yang cukup untuk semua orang.

Makan bersama adalah family time bagi masyarakat Swedia

Alasan lain masyarakat Swedia tidak menawarkan makanan bagi orang yang berkunjung adalah tidak biasa bagi sebuah keluarga untuk tidak makan malam bersama.

Asumsinya, semua keluarga akan makan malam bersama ketika tiba waktunya sehingga semua orang akan pulang ke rumahnya masing-masing.

Pengecualian diberikan ketika digelar pesta yang memastikan kita akan makan di tempat orang lain, tidak bisa pulang ke rumah atau kondisi lain yang tidak biasa.

Hal ini tidak ada hubungannya dengan perilaku tidak sopan karena umumnya masyarakat Swedia tidak tertarik makan bersama keluarga orang lain.

Aspek budaya ini menjadikan makan bersama sebagai family time yang dinikmati oleh kalangan terdekat.

Baca juga: 7 Manfaat Tak Terduga Dari Makan Bersama Keluarga, Apa Saja?

Selain itu, menu makanan Swedia juga disebut bukan tipe yang bisa dengan mudah dibagikan kepada orang banyak tanpa perencaan.

Dalam banyak budaya, makanan disajikan berupa nasi atau sumber karbohodrat lain dengan tambahan protein yang mudah dibagi dalam banyak porsi.

Namun orang Swedia cenderung membeli daging dan beberapa kentang per orang, sehingga sulit untuk membaginya kepada tamu tak terduga yang ikut makan.

Di sisi lain, masyarakat Swedia juga menganggap perilaku mengambil jatah makanan orang lain juga 'sangat memalukan', apalagi jika harus membuat tuan rumah makan lebih sedikit dari seharusnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com