Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Sikapi Turbulensi di Pesawat Agar Tak Picu Trauma

Kompas.com - 02/06/2022, 12:38 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

 

Cara menyikapi turbulensi

Bicara soal cara menyikapi turbulensi, sebenarnya tak ada yang bisa kita lakukan selain berdoa dan berpasrah kepada Tuhan.

Akan tetapi, kita bisa menyikapi turbulensi dengan bijak untuk mengurangi kecemasan yang dialami.

Pengalaman sejumlah orang berikut ini dalam menghadapi turbulensi mungkin bisa membantu kita merasa lebih tenang ketika kejadian itu dialami.

Seperti Ashwin Fernandes, seorang direktur perusahaan regional yang sering bepergian setidaknya 200 penerbangan setiap tahun ke berbagai negara untuk urusan bisnis.

Turbulensi baginya tidak menjadi suatu hal yang menakutkan. Sampai dia merasakan pengalaman terbang terburuk pada 2013 yang membuatnya trauma naik pesawat.

"Kami berada di atas Teluk Benggala selama musim hujan dan pesawat mulai bergetar hebat dan kemudian jatuh tiba-tiba," kenang dia.

"Saya tidak tahu harus berbuat apa, kecuali bertanya-tanya seberapa buruk keadaannya dan kapan itu akan berakhir."

Sejak saat itu, dia mencoba melawan rasa takut naik pesawat dengan mengambil penerbangan di siang hari jika memungkinkan.

Konon, penerbangan di malam hari bisa memicu kecemasan karena kita berada dalam kondisi lelah setelah beraktivitas.

Selain itu, ada seorang perempuan bernama Ashley Nicholls yang sering terbang ke banyak tempat untuk urusan bisnis juga.

Dia mengatakan, ketika turbulensi dia mengalihkan pikirannya dengan matematika.

"Saya memulai berhitung pengurangan 3 dari angka 100. Pada saat saya mencapai 1, turbulensi sudah selesai. Jika tidak, saya mulai dari awal," kata dia.

Lalu Adam Bluestein, seorang jurnalis lepas yang juga sering naik pesawat saat bertugas.

Adam pernah merasakan turbulensi ketika pesawat berada di atas ketinggian 100 kaki di atas permukaan laut.

Kala itu, lengannya terangkat ketika pesawat tiba-tiba turun dengan cepat sampai pesawat kembali stabil.

Dia punya cara khusus mengalihkan kekhawatirannya saat cuaca buruk atau turbulensi dengan menulis ulang naskah berita di pikirannya.

Selain itu, dia juga berusaha untuk berdoa dan membawa seperangkat alat spiritual sesuai agama yang dianut selama penerbangan.

Menurut dia, ini adalah cara terbaik mengusir kecemasan dalam pikiran saat menghadapi situasi buruk saat naik pesawat.

Kebiasaan itu membuatnya lebih tenang dalam menghadapi penerbangan yang memicunya merasa cemas.

"Sekarang saya naik pesawat dengan pikiran tenang. Saya mengamati apa yang terjadi, tapi saya tidak bereaksi."

"Ketika sayap pesawat mulai menekuk, saya tahu itulah yang seharusnya dilakukan penumpang," sambung Adam.

Baca juga: Kronologi Remaja Hilang Saat Main Paralayang, Korban Terbang Seorang Diri, Diduga Terkena Turbulensi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com