KOMPAS.com - Seiring bertambahnya usia, kita perlu lebih bijak dalam memilih makanan yang tepat.
Banyak penelitian yang mengungkap bagaimana pola diet orang lanjut usia dari berbagai belahan dunia yang membuat mereka memiliki umur panjang.
Salah satunya, proyek yang dilakukan oleh pendiri situs Blue Zone, Dan Buettner.
Diberi nama Blue Zones Project, studi ini mengidentifikasi orang-orang berumur panjang atau centenarian di lima wilayah zona biru.
Kelima wilayah itu mencakup Okinawa (Jepang), Sardinia (Italia), Nicoya (Kosta Rika), Ikaria (Yunani), dan Loma Linda (AS).
Baca juga: Tengok, Kebiasaan Minum Orang-orang Berumur Panjang di Zona Biru
Kemudian, Buettner bersama timnya memelajari komunitas centenarian di zona biru dan mencatat beragam nasihat hidup yang bisa kita contoh.
Nasihat itu termasuk pengetahuan terkait pola makan yang baik untuk menjaga kesehatan secara optimal.
Praktik makan utama yang dilakukan komunitas zona biru terbilang sederhana yakni sebagian besar menu makanan mereka berbasis nabati.
"Orang-orang di zona biru makan berbagai sayuran kebun ketika sedang panen," demikian bunyi keterangan proyek yang digarap Dan Buettner bersama timnya.
"Kemudian mereka mengasinkan atau mengeringkan kelebihan sayuran untuk dinikmati selama musim sepi."
Juga disebutkan dalam Blue Zones Project, makanan terbaik untuk memperpanjang umur adalah sayuran berdaun hijau seperti bayam, kangkung, bit, lobak, dan sawi.
Baca juga: Tips Memasak Ala Penduduk Zona Biru agar Panjang Umur
Menu makanan lain komunitas zona biru yakni buah dan sayuran musiman, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Orang-orang di zona biru juga menikmati makan daging, walau porsinya sangat kecil.
Sebagai gantinya, mereka mendapatkan asupan protein dari kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran yang mendukung tujuan penurunan berat badan.
Satu studi pada 2010 menunjukkan, konsumsi daging dikaitkan dengan penambahan berat badan, meskipun metode penurunan berat badan lainnya sudah diterapkan.
Temuan komprehensif dari beberapa studi di tahun 2018 mengungkap, diet berbasis nabati terkait dengan kesehatan keseluruhan yang lebih baik.
Hal ini termasuk tingkat keberhasilan penurunan berat badan yang lebih tinggi.
Lalu pada 2020, studi lain menemukan ada kaitan antara diet berbasis nabati dengan penurunan berat badan.
Baca juga: Pro dan Kontra Diet Karnivora di Kalangan Ahli Nutrisi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.