Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Fisik dan Psikis yang Dirasakan Orangtua Saat Kehilangan Anak

Kompas.com - 04/06/2022, 16:54 WIB
Dinno Baskoro,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

Sumber Fatherly

Di samping itu, sejumlah penelitian telah menemukan hubungan antara kesedihan yang belum pulih sepenuhnya dengan gangguan kekebalan, kanker dan perubahan genetik jangka panjang.

Salah satu yang mengejutkan dari kondisi itu adalah broken-heart syndrome atau sindrom patah hati.

Sindrom ini digambarkan pada suatu kondisi yang mirip seperti serangan jantung.

Beberapa gejala yang muncul adalah nyeri dada, peningkatakn enzin jantung pada hasil lab, hingga elevasi segmen ST pada elektrokardiografi.

"Sebagai reaksi terhadap stres emosional atau fisik, respons alami tubuh dapat melepaskan katekolamin."

"Hormon ini juga dikenal hormon stres yang membuat otot jantung melemah hingga pingsan." tutur para peneliti.

Baca juga: Kenali, 5 Tahap Kesedihan dan Cara Menghadapinya

Dampak psikologis bagi orangtua

Dari kejadian itu, sebagian besar peneliti lalu mencari tahu respons psikologis terhadap kematian yang berfokus pada kehidupan sebagai pasangan suami-istri dan orangtua.

Riset tahun 2015 dilakukan terhadap 2.512 orang dewasa yang berduka kehilangan seorang anak.

Hasilnya, 68 persen tidak menunjukkan tanda depresi namun 11 persen lainnya mengaku awalnya mengalami gejala tersebut hanya saja kondisinya membaik seiring waktu.

Sementara 7 persen dari orangtua tersebut merasa depresi sebelum kehilangan (melihat anaknya sakit keras sebelum meninggal) dan terus berlanjut.

Dari data tersebut hanya 13 persen dari peserta yang mengalami kesedihan kronis dan depresi secara klinis yang berlangsung lama.

Peneliti juga menemukan bahwa dampak psikologis seperti kesedihan sulit sekali disembuhkan, bahkan prosesnya memakan waktu yang cukup panjang.

Sebuah riset sebelumnya di tahun 2008 menemukan bahwa setelah kehilangan seorang anak, orangtua melaporkan lebih banyak gejala depresi, kesejahteraan yang lebih buruk serta mengalami masalah kesehatan.

Selain itu, masalah lain muncul akibat dampak dari depresi yaitu masalah perkawinan.

"Tahun pertama setelah kehilangan anak, orang tua berada pada peningkatan risiko bunuh diri dan segala sesuatunya akibat depresi berat hingga kesedihan yang rumit," ujar peneliti.

Untuk diketahui, kesedihan yang rumit berbeda dari kesedihan biasa.

Gejalanya ditandai dengan kesedihan yang lebih intens sampai merasakan sensasi "mati rasa" yang berpotensi menggangu kemampuan seseorang dalam berpikir jernih.

"Kemungkinan terburuk akan mengalami kecenderungan bunuh diri, psikosis atau mengembangkan gangguan kesehatan mental dan eating disorder," ujar Kirsten Fuller

Ia adalah seorang dokter dan penulis klinis di pusat perawatan Center of Discovery, AS yang kerap menghadapi kasus serupa.

Baca juga: Kesedihan Berlarut akibat Kematian Orang Terdekat, Apakah Normal?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Fatherly
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com