Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Drs. I Ketut  Suweca, M.Si
PNS dan Dosen Ilmu Komunikasi STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Pencinta dunia literasi

Pilih-pilih Teman, Perlukah?

Kompas.com - 06/06/2022, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ADA anjuran yang barangkali sudah sering kita dengar-- bahkan mungkin kita menganjurkan kepada anak-anak. Isinya, carilah sahabat sebanyak-banyaknya, jangan sekali-kali mencari musuh.

Anjuran bijaksana ini mendorong kita untuk memperluas pergaulan, menjalin pertemanan dengan sebanyak-banyaknya orang.

Kualitas persahabatan

Anjuran yang bagus ini tetap harus diterapkan secara berhati-hati, jangan sekadar banyak jumlah, melainkan terutama kualitasnya.

Persahabatan dengan banyak orang tentu baik, tapi kualitasnya seyogianya tetap diperhatikan.

Apa yang dimaksud dengan kualitas dalam persahabatan? Dalam persahabatan, ada banyak orang atau kelompok orang yang kita temui.

Kalau kita bergaul dengan orang lain, baik secara individu maupun kelompok, maka cepat atau lambat kita akan dipengaruhi olehnya.

Apalagi persahabatan yang berlangsung adalah persahabatan yang intensif. Banyak waktu yang dialokasikan dalam hubungan ini. Risikonya adalah, kita akan menjadi seperti siapa yang kita ajak bergaul.

Itulah sebabnya, tepat sekali apa yang dinyatakan oleh Jim Rohn, bahwa “dirimu adalah rata-rata dari lima orang yang paling banyak menghabiskan waktu bersamamu.”

Dengan kata lain, kita menjadi orang seperti siapa, tergantung pada pergaulan kita.

Tetap berhati-hati

Jadi, bagaimana? Ya, kita mesti tetap berhati-hati dalam memilih sahabat dalam pergaulan. Sebab, persahabatan akan membawa kita menjadi pribadi yang diwarnai oleh kepribadian atau karakter sahabat-sahabat kita itu, terutama sahabat terdekat kita.

Ada orang menjadi terpuruk dan terseret ke dalam dunia yang justru merusak dirinya sendiri karena salah pergaulan.

Ia memiliki sahabat-sahabat yang kemudian menariknya ke bawah agar sama seperti mereka.

Misalnya, sahabat-sahabat yang menarik untuk minum minuman keras, untuk mengkonsumsi narkoba, untuk menjadi perokok berat -- yang konon katanya nggak apa-apa, untuk menjadi pencuri, perampok, dan sebagainya.

Sebaliknya, tidak kurang persahabatan yang membuahkan kemajuan di bidang yang ditekuni bersama, misalnya di bidang bisnis, pendidikan, dan sebagainya.

Persahabatan jenis yang terakhir ini, bukan menarik kita jatuh terpuruk, melainkan mendorong dan menguatkan kita untuk maju dan memiliki semangat dalam menghadapi tantangan dan problematika kehidupan.

Pengaruh persahabatan

Itulah sebabnya mengapa para bijak menganjurkan kita memilih-milih sahabat karena merekalah yang akan memengaruhi kita, mulai dari pikiran, perkataan, hingga perilaku kita.

Ada ungkapan yang menyatakan bahwa burung-burung yang bulunya sama akan terbang bersama-sama.

Jadi, kita mesti memilih bergaul dengan mereka yang siap untuk saling dukung dan memajukan, bukan dengan mereka yang menyeret kita ke bawah, dengan atau tanpa kita sadari.

Tentang hal ini, barangkali orangtua kita dulu sudah pernah mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam memilih sahabat, berhati-hati dalam memilih pergaulan. Dan, ternyata dalam banyak kasus, ada benarnya.

Orang yang pada awalnya dikenal sebagai orang yang baik, kemudian ternyata terlibat narkoba, seks bebas, atau perokok berat.

Orang yang sebelumnya diketahui alim dan lugu, kemudian menjadi preman, tukal begal, dan sejenisnya. Pergaulanlah yang memengaruhinya.

Bukan sikap sombong

Tidak mengapa kalau kita bergaul dengan sebanyak-banyaknya orang, tetapi dengan siapa kita bergaul tetap menjadi hal utama untuk ditimbangan.

Ini sama sekali bukan sikap sombong, melainkan untuk keselamatan dan masa depan kita.

Sampai di sini penulis teringat dengan apa yang dianjurkan Ryan Holiday dan Stephen Hanselman dalam bukunya The Daily Stoic.

Dikatakan, tanyakanlah kepada diri sendiri tentang orang-orang yang Anda temui dan ajak bergaul: Apakah mereka membuatku menjadi lebih baik? Apakah mereka mendorongku untuk maju dan membuatku bertanggung jawab? Ataukah mereka menarikku turun ke level mereka?

Kini, dengan semua itu, ajukan pertanyaan yang paling penting: Haruskah aku menghabiskan waktu lebih banyak atau lebih sedikit dengan teman-teman semacam ini? Pikirkanlah.

Pilihlah hanya sahabat yang siap untuk saling menguatkan dan saling mendukung demi kemajuan dan kebermanaan hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com