Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelebihan dan Kekurangan Sepeda Bambu seperti yang Dipakai Jokowi

Kompas.com - 07/06/2022, 07:06 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.comSepeda bambu menjadi salah satu yang menarik perhatian dari rangkaian penyambutan resmi Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/6/2022).

Di acara ini, Presiden Joko Widodo mengajak PM Albanese untuk bersepeda pagi sejauh 1 kilometer menuju Resto Raasa yang ada di Kebun Raya Bogor.

PM Albanese pun menyambut baik ajakan gowes itu dan keduanya menyusuri rute yang biasa ditempuh untuk berolahraga.

"Selamat pagi, itu adalah pengalaman yang luar biasa dan saya menganggap sebagai kehormatan besar."

"Presiden mengundang saya untuk naik sepeda bambu bersamanya ke tempat yang indah di Taman Botani ini," kata PM Albanese, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (6/6/2022).

Selama bersepeda, PM Albanese dan Jokowi sempat berbincang-bincang. Bahkan, Jokowi menawarkan sepeda bambu yang dikendarainya itu untuk dibawa pulang ke Australia.

"Presiden menawarkan untuk membawa pulang sepeda itu kembali ke Australia. Anda akan melihat saya mengendarai sepeda bambu satu-satunya di Canberra," kata PM Albanese.

Baca juga: Jokowi Ajak PM Australia Naik Sepeda Bambu di Kebun Raya Bogor

Apa itu sepeda bambu?

Sepeda bambu tipe komodo buatan Arana Bike diperlihatkan di workshop di Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Kamis (26/8/2021). Sepeda bambu tipe ini telah mendapat sertifikat SNI.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Sepeda bambu tipe komodo buatan Arana Bike diperlihatkan di workshop di Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Kamis (26/8/2021). Sepeda bambu tipe ini telah mendapat sertifikat SNI.

Mengulik lebih dekat dengan sepeda bambu, sebetulnya kendaraan semacam ini bukanlah hal baru bagi para pencinta gowes.

Sepeda bambu sudah ada sejak beberapa dekade dan kini semakin mudah dijumpai karena banyak orang fokus mencari produk ramah lingkungan, termasuk alat transportasi.

Seperti yang dipakai Jokowi saat gowes bareng PM Australia. Keduanya menggunakan Spedagi, produsen sepeda bambu asal Temanggung, Jawa Tengah.

Ya, seperti namanya sepeda bambu merupakan tipe sepeda yang pada rangkanya dibuat menggunakan material bambu.

Rangka sepeda bambu menawarkan alternatif material berkelanjutan untuk menggantikan material logam, aluminium, baja, titanium dan serat karbon.

Material bambu biasanya dirancang untuk menjadi top tube (rangka tabung atas), down tube (rangka tabung bawah), penahan kursi, dan penahan rantai.

Melansir Where The Road Forks, semua jenis sepeda dapat dibuat dengan rangka bambu termasuk sepeda gunung, touring, sepeda listrik bahkan sepeda kargo.

Baca juga: Hadiri Deklarasi Dukungan dari Alumni Universitas Negeri, Jokowi Kayuh Sepeda Bambu

Kelebihan sepeda bambu

Pembuatan sepeda bambu di workshop Arana Bike, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Kamis (26/8/2021). Salah satu sepeda bambu tipe komodo produksi Arana Bike bahkan telah mendapat sertifikat SNI.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Pembuatan sepeda bambu di workshop Arana Bike, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Kamis (26/8/2021). Salah satu sepeda bambu tipe komodo produksi Arana Bike bahkan telah mendapat sertifikat SNI.

Ada begitu banyak keuntungan dari sepeda bambu. Salah satunya material yang kuat.

Sebagaimana dilansir Go Green Travel Green, bambu dikatakan memiliki karakteristik yang kokoh.

Bahkan kekuatan tarikannya mirip dengan baja, serta kekuatan tekanan yang serupa dengan beton.

Sepeda bambu juga biasanya dibuat oleh produsen sepeda lokal karena mengandalkan bahan baku lokal dan sering disesuaikan dengan pengendara.

Keuntungan lainnya adalah bambu merupakan sumber daya alam terbarukan. Tanaman bambu dipanen bukan dari hasil tambang.

Sudah pasti, material satu ini lebih ramah lingkungan karena dalam proses produksinya tidak meninggalkan jejak karbon.

Jika dilihat dari sudut kenyamanan saat digowes, sepeda bambu dikatakan memiliki banyak hal positif.

Sepeda bambu cukup kuat menahan beban, meredam getaran dan tahan terhadap tekanan.

Material ini mampu mentransfer daya secara efisien sehingga akan terasa nyaman dan menawarkan pengalaman gowes yang smooth.

Baca juga: Sepeda Bambu asal Bogor Diminati Pasar Eropa dan Amerika

Kekurangan sepeda bambu

Pembuatan sepeda bambu di workshop Arana Bike, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Kamis (26/8/2021). Salah satu sepeda bambu tipe komodo produksi Arana Bike bahkan telah mendapat sertifikat SNI.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Pembuatan sepeda bambu di workshop Arana Bike, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Kamis (26/8/2021). Salah satu sepeda bambu tipe komodo produksi Arana Bike bahkan telah mendapat sertifikat SNI.

Lantaran materialnya terbuat dari bambu, sepeda jenis ini perlu dirawat dengan baik agar komposisi tube-nya tidak mudah pecah.

Apalagi jika terjadi kecelakaan, material satu ini kemungkinan bisa lebih cepat retak ketimbang material baja atau serat karbon.

Mengingat material bambu yang kini banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku segala macam kebutuhan manusia.

Proses panen bambu yang begitu masif, ditambah permintaan sepeda bambu yang meningkat, bisa menjadi satu hal yang mengkhawatirkan karena berdampak pada lingkungan. 

Untuk itu, diperlukan peran pemangku kebijakan atau pemerintah dalam mengontrol lahan bambu agar tidak merusak lingkungan.

Meski dikatakan lebih nyaman dikendarai, tabung rangka bambu biasanya berdiameter lebih tebal dibandingkan rangka baja atau karbon. Bobotnya juga lebih berat daripada serat karbon atau baja.

Tabungnya memang kuat, tapi dari segi aerodinamika, bobotnya dapat menghambat laju angin sehingga agak sulit jika dikayuh dengan kecepatan tinggi.

Kekurangan yang terakhir adalah soal harganya yang lebih mahal daripada sepeda konvensional.

Tampaknya hal itu sebanding dengan proses produksi yang kebanyakan mengandalkan keterampilan para desainer sepeda bambu.

Untuk sepeda bambu berkualitas baik, harganya bisa mencapai 2.000 dollar AS atau setara Rp 28 jutaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com