Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risih dengan Pori-pori Besar? Berikut 7 Cara Mengecilkannya

Kompas.com - 08/06/2022, 18:17 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Mengecilkan pori-pori di wajah rupanya menjadi salah satu cara untuk menyempurnakan penampilan.

Termasuk bagi wanita yang menginginkan kulit glowing nan mulus alias glass skin layaknya artis Korea.

Sayangnya pori-pori yang besar merupakan masalah umum yang kerap dikeluhkan seiring pertambahan usia.

Hal itu dikarenakan penuaan menyebabkan berkurangnya tingkat kolagen dan elastin sebagai protein untuk pori-pori.

Di sisi lain, faktor keturunan atau genetika juga memengaruhi ukuran pori-pori menurut dokter spesialis kulit asal Cleveland Clinic, Jane Wu, MD.

Baca juga: 5 Cara Sederhana Mengecilkan Pori-Pori Wajah, Yuk Coba!

Faktor lain penyebab pori-pori membesar

Selain dua faktor yang sudah disebutkan, masih ada penyebab lain di balik membesarnya pori-pori. Agar lebih paham, simak penjelasan Wu berikut ini.

1. Produksi minyak

Pori-pori di wajah yang terlihat lebih besar bahkan menonjol bisa disebabkan oleh banyaknya kelenjar sebaceous yang mengeluarkan minyak.

Perlu diketahui bahwa pori-pori adalah lubang yang memungkinkan keringat dan sebum (minyak) keluar dari kelenjar ke permukaan kulit.

2. Jenis kelamin

Orang-orang yang dilahirkan sebagai pria cenderung memiliki lebih banyak kelenjar sebaceous.

Makanya kulit mereka menjadi lebih berminyak yang menyebabkan pori-pori semakin terlihat.

3. Sinar matahari

Paparan sinar ultraviolet (UV) matahari berlebih dapat merusak kolagen dan elastin yang merupakan bahan penyusun kulit.

Faktor itu dapat mengurangi kekencangan kulit sehingga pori-pori menjadi lebih besar.

4. Perubahan hormon

Besarnya pori-pori akan lebih terlihat ketika orang-orang menginjak masa remaja.

Pasalnya perubahan hormon mendorong kelenjar sebaceous untuk memproduksi lebih banyak minyak.

Sementara itu, orang-orang yang dilahirkan sebagai wanita mengalami perubahan pori-pori selama siklus menstruasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com