KOMPAS.com - Irfan Hakim masuk dalam trending pencarian Google setelah mengakui harus dilarikan ke rumah sakit akibat makan keripik pedas.
Berawal dari kolaborasi untuk konten YouTube, presenter ini ditantang makan camilan keripik dengan level superpedas.
Awalnya, rasa pedas yang muncul memang belum terlalu menonjol sehingga Irfan dan sejumlah krunya masih menikmati makanan tersebut.
Masalah muncul berselang beberapa waktu ketika salah satu staf pingsan setelah makan keripik tersebut.
Baca juga: Kronologi Irfan Hakim Masuk RS karena Makan Keripik Pedas Tantangan Tanboy Kun
Tak lama, Irfan Hakim mulai merasakan reaksi yang aneh dari tubuhnya, seperti muntah-muntah, mulas, sulit BAB, lemas, dan detak jantung yang tidak beraturan.
View this post on Instagram
Makanan yang pedas memang lebih menggugah selera dan membuat makan menjadi lebih nikmat.
Tak heran, ada orang yang kurang bernafsu makan tanpa tambahan cabai berlimpah dalam santapannya.
Kini, anak muda juga makin menyukainya, dibuktikan dengan berbagai produk makanan ataupun camilan dengan berbagai levelnya.
Baca juga: Cara Mudah Mengubah Makanan Pedas Jadi Menu yang Sehat
Seperti Irfan Hakim, banyak yang merasa makan pedas sebagai tantangan yang membanggakan tanpa menyadari bahwa tubuhnya tidak terbiasa.
Padahal, tubuh kita kerap kali sudah memberikan tanda-tanda untuk menghentikan kebiasaan itu agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan.
Dikutip dari Insider, berikut adalah tanda dari tubuh yang artinya kita harus berhenti makan pedas.
Kondisi ini terjadi ketika asam lambung kita mengalir ke kerongkongan yang menyebabkan rasa tidak nyaman ini.
Selain itu, makanan pedas mengandung capsaicin, senyawa yang memperlambat laju pencernaan sehingga efeknya akan berlangsung lebih lama.
Makanan pedas bisa membuat kulit iritasi, peradangan jerawat, serta break out yang memicu berbagai masalah lainnya.
Setelah makan pedas, suhu tubuh naik dan menghasilkan keringat, yang memicu pelepasan minyak di kulit.
"Ketika makanan pedas menciptakan peradangan di usus, terkadang peradangan ini juga dapat terlihat pada kulit dengan kemerahan, jerawat, atau bahkan eksim," kata Rebecca Tung, dokter kulit di La Grange Park, Illinois.
Diare adalah salah satu keluhan paling umum setelah makan pedas berlebihan.
Kandungan capsaicin dapat mengiritasi lapisan lambung atau usus, yang memiliki efek pencahar pada beberapa orang.
Baca juga: Cara Atasi Rasa Panas di Anus Usai Santap Makanan Pedas
Hal ini merupakan dampak dari masalah pencernaan kita, ketika isi perut naik ke kerongkongan maka muncul gas berbau tidak sedap dari mulut kita.
Mulas akibat makan pedas akan menjadi lebih parah sehingga membuat kita insomnia.
Berbaring dapat memudahkan asam lambung di perut mengalir kembali dan membakar lapisan pencernaan hingga kerongkongan yang membuat rasa tidak nyaman.
Untuk menghindarinya, usahakan untuk tidak makan makanan pedas terlalu larut malam, dan jangan duduk terlalu lama setelahnya.
"Bangun dan berjalan-jalan jika Anda bisa," saran pakar kesehatan, Dr. David Greuner, MD.
Baca juga: Minum Susu dapat Hilangkan Rasa Pedas, Coba Buktikan...
Makan makanan pedas dapat menyebabkan pita suara meradang yang mengakibatkan suara serak hingga menghilang.
Efeknya juga dapat mengiritasi tenggorokan yang dapat mengakibatkan kerusakan lebih parah karena refluks asam yang dapat dipicunya.
Meski terdengar baik untuk menurunkan berat badan, ini juga bisa menjadi masalah dalam jangka panjang karena kurangnya pemenuhan nutrisi.
Gastritis terjadi ketika lapisan perut meradang dengan gejala mual, muntah, dan perasaan penuh di perut bagian atas setelah makan.
Keluhan ini bisa terjadi begitu tiba-tiba dan membuat tidak nyaman akibat makan terlalu pedas.
Sebenarnya, berkeringat adalah respons normal tubuh untuk mendinginkan tubuh yang kepanasan karena efek capsaicin.
Namun, jika tubuh mulai berkeringat berlebihan, mungkin saatnya mengurangi porsi makanan pedas kita.
Baca juga: Makanan Pedas Dipercaya Bisa Mengobati Batuk dan Pilek, Ini Faktanya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.