Oleh: Fauzi Ramadhan dan Fandhi Gautama
KOMPAS.com - Liburan panjang adalah momen yang selalu dinanti-nanti oleh banyak orang terutama para kaum pekerja. Segala beban dan stres dari hiruk-pikuknya pekerjaan dapat dilepas dengan tenang dan menyenangkan tanpa harus khawatir besok harus pergi bekerja.
Namun, ketika sudah harus kembali ke rutinitas pekerjaan, sering kali pengalaman-pengalaman menyenangkan dari liburan ini melekat dalam diri sehingga sulit untuk dilepaskan. Tak jarang perasaan sedih pun ikut muncul karena sudah tidak mengalami momen menyenangkan ini.
Jika tidak segera diatasi, perasaan ini dapat memengaruhi kinerja di kantor, sampai-sampai akhirnya bisa mengalami post-holiday blues.
Lantas, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi semua ini?
Vivid F. Argarini, seorang konselor pendidikan dan motivator pemuda, akan membantu kita untuk menjawab pertanyaan tersebut dalam siniar (podcast) Smart Inspiration edisi Smart Career episode “Mengembalikan Semangat Kerja Setelah Libur Panjang” di Spotify.
National Alliance on Mental Illness (NAMI) menggambarkan fenomena ini sebagai perasaan cemas dan stres yang muncul setelah liburan akibat harapan berlibur yang tidak tercapai.
Perasaan sedih ini juga muncul karena ketidaksiapan seseorang untuk kembali menjalani rutinitas bekerja pascaliburan.
Fenomena ini lantas diteliti lebih lanjut oleh NAMI. Hasilnya, pada 2015, sekitar 64 persen orang melaporkan mereka mengalami post-holiday blues.
Baca juga: Kuliah Sambil Kerja, Apakah Bisa Seimbang?
Namun, sesungguhnya kita tak perlu khawatir. Dilansir dari PsychCentral, Gina Moffa, seorang psikoterapis di New York City, mengatakan bahwa post-holiday blues hanya bersifat sementara bagaikan angin puyuh emosional dari liburan yang telah berakhir.
Meskipun begitu, kita tak boleh mendiamkan kondisi ini. Karena, “Pola tidur, tingkat energi, dan bahkan kemampuan untuk berkonsentrasi Anda jadi ikut terpengaruh,” ungkap Moffa.
Masih dari sumber yang sama, Moffa mengatakan bahwa mengatasi post-holiday blues bisa diatasi seperti halnya mengatasi kecemasan.
Misalnya, dengan cara melakukan dan memprioritaskan kebutuhan sehari-hari yang membuat kita merasa lebih baik.
Ia pun menyarankan beberapa hal, seperti mengalokasikan jumlah tidur yang benar, minum cukup air putih, bersilaturahmi dengan teman, berolahraga, dan bergerak sesuai dengan tingkat energi yang diizinkan oleh tubuh.
Selain itu, Moff mengatakan bahwa untuk dapat kembali ke ritme rutinitas bekerja, cobalah untuk perlahan membiasakannya kembali dengan cara bangun dan tidur pada waktu yang sama seperti dahulu.
Baca juga: Mengatasi Cemas Akan Masa Depan