Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Sains soal Jasad Tenggelam yang Naik ke Permukaan Air

Kompas.com - 10/06/2022, 10:49 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah pencarian selama 14 hari, anak sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan KamilEmmeril Kahn Mumtadz alias Eril ditemukan.

Eril -demikian dia biasa disapa, dinyatakan hilang setelah hanyut saat berenang di sungai Aare, Kota Bern, Swiss pada Kamis, 26 Mei 2022 lalu.

Jasad Eril kemudian ditemukan pada Rabu (8/6/2022) di bendungan Engehalde, Bern pada pukul 06.50 waktu setempat setelah diidentifikasi dan penelusuran melalui tes DNA.

Baca juga: Selepas Dua Minggu Pencarian, Emmeril Kahn Mumtadz Bersiap Pulang

Penjelasan ilmiah jasad yang tenggelam naik ke permukaan

Pada sebuah kecelakaan di perairan yang menelan korban, umumnya korban yang telah meninggal akan tenggelam.

Kemudian dalam beberapa hari, jasad dapat mengambang dan naik ke permukaan. Hal ini pun sebenarnya bisa dijelaskan secara ilmiah.

Seseorang tidak akan tenggelam ketika masih hidup karena udara di paru-paru manusia secara alami bisa membuatnya mengapung.

Dalam hal ini, massa jenis tubuh kita berbeda dengan air laut (lain hal dengan air tawar), sehingga lebih mudah bagi seseorang untuk mengapung.

Ketika seseorang tenggelam, umumnya dia akan berusaha sebisa mungkin untuk berenang ke permukaan.

Akan tetapi, pada aktivitas ini seseorang dapat mengeluarkan udara dari paru-paru, dan memungkinkan paru-paru jadi terisi dengan air.

Hal ini yang bisanya menjadi penyebab kematian dan mayat tenggelam ke dasar. Penyebab kematian pun bisa diakibatkan karena kekurangan oksigen.

Jasad yang meninggal di dalam air akan melalui berbagai tahapan yang disebut pembusukan.

Dimulai dengan pallor mortis, diikuti algor mortis, rigor mortis dan livor mortis. Secara bertahap, tubuh terjadi penipisan oksigen, sel-sel mulai mati dan rusak yang mengakibatkan sejumlah perubahan fisik.

Termasuk di antaranya perubahan pH, warna kulit dan tubuh yang semakin kaku.

Setelah tahap tersebut, yang terjadi dalam 24-48 jam pertama setelah kematian adalah tubuh mengalami pembusukan.

Ini adalah tahap yang mana terjadi penguraian eksternal yang mulai memecah beberapa jaringan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com