KOMPAS.com - Mencuci wajah dengan air dingin memang terasa menyegarkan apalagi jika dilakukan ketika pagi hari atau di tengah cuaca yang begitu terik.
Karena alasan itulah aktivitas mencuci wajah dijadikan sebagian orang sebagai rutinitas wajib yang tak boleh dilewatkan.
Meski dipercaya dapat menyegarkan kulit, ternyata beberapa ahli tidak terlalu merekomendasikan penggunaan air dingin.
Mereka lebih menyarankan air hangat alias yang suam-suam kuku ketika mencuci wajah.
"Suhu hangat tidak akan menghilangkan minyak alami karena terlalu panas atau menyusut karena terlalu dingin."
Hal tersebut dikatakan oleh dokter kulit bersertifikat di Ohio State University Wexner Medical Center, Susan Massick, MD.
Baca juga: 10 Kesalahan Mencuci Muka yang Bikin Jerawatan
Air hangat direkomendasikan karena suhu yang panas dapat memperburuk kondisi kulit tertentu, seperti rosacea atau dermatitis atopik (eksim).
Dokter spesialis kulit di Schweiger Dermatology Group Rachel Nazarian, MD, bahkan mengatakan suhu air yang panas juga bisa menghilangkan pelembap alami kulit.
Hal tersebut, menurut Nazarian, dapat menyebabkan kulit kering dan meradang dari waktu ke waktu.
Sebaliknya, air dingin juga tidak terlalu direkomendasikan karena tidak efektif membersihkan wajah dari bakteri dan polutan.
Alasannya adalah pori-pori dapat bereaksi terhadap air dingin dengan cara berkontraksi sehingga menjebak kotoran, bakteri, dan minyak di kulit wajah.
Penyebab lainnya mengapa air dingin tidak dijadikan rekomendasi utama untuk mencuci wajah lantaran tingkat kenyamanannya.
Untuk orang-orang yang tinggal di daerah beriklim dingin tentu merasa mencuci wajah dengan air dingin tidak senyaman ketika mereka menggunakan air hangat.
Walau air hangat lebih direkomendasikan, tidak ada salahnya mencoba mencuci wajah dengan air dingin.
Karena suhu air yang dingin memberikan manfaat, seperti:
Baca juga: 7 Mitos Salah Seputar Mencuci Muka yang Merusak Kulit