Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Orangtua Sejahtera, Anak Pun Bahagia

Kompas.com - 13/06/2022, 11:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bahkan jarang melakukan kontak fisik seperti memeluk anak juga termasuk penganiayaan pada anak.

Pengabaian merupakan bentuk penganiayaan anak paling umum yang lebih banyak terjadi pada ABK dibandingkan pada anak-anak tanpa disabilitas.

Dari keseluruhan kasus child maltreatment (penganiayaan pada anak) yang dilaporkan, ditemukan bahwa 3-10 persen diantaranya dilakukan kepada ABK.

Tingkat child maltreatment pada anak-anak penyandang disabilitas setidaknya tiga kali lebih tinggi daripada anak-anak pada umumnya.

Untuk membantu mengatasi stres pengasuhan dan mencegah risiko child maltreatment, maka orangtua perlu menjaga kondisi psikologisnya, atau yang dapat dijelaskan melalui konsep subjective well-being (kesejahteraan diri).

Subjective well-being dapat didefinisikan sebagai penilaian pribadi secara emosional maupun penilaian umum (kognitif) seseorang terhadap kehidupan pribadinya (Diener, Oishi & Lucas, 2009; Diener, 2009; Diener, Lucas, & Oishi, 2018).

Adapun kesadaran dan pengelolaan orangtua terhadap subjective well-being melalui gaya hidup sehari-hari dapat membantu meningkatkan kualitas hidup, khususnya pada orangtua dengan ABK (Sheenar-Golan, 2015).

Berikut beberapa cara yang dapat digunakan oleh orangtua dari ABK untuk mengelola subjective well-being:

1. Melatih kesadaran diri atau mindfulness

Saat orangtua menghayati setiap aktivitas yang dilakukan secara sadar, mereka akan lebih mampu untuk memahami dirinya dari sudut pandang yang lebih objektif.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com