Sesuai dengan prediksi peneliti, individu yang merasa memiliki kekuatan cenderung tidak meminta maaf dibandingkan individu yang mengingat situasi saat orang lain berkuasa atas mereka.
Baca juga: Jika Merasa Salah, Jangan Ragu Meminta Maaf
Eksperimen yang juga dilaporkan peneliti di York University menggunakan paradigma serupa, yaitu menyelidiki efek tambahan dari individu yang berfokus terhadap orang lain.
Ditemukan, individu dengan kekuasaan tinggi akan berfokus pada diri sendiri dan lebih mungkin menggunakan pendekatan non-apology ketimbang meminta maaf.
Hasil tersebut dibandingkan dengan individu yang merasa tidak memiliki kekuasaan atau beriorientasi BIS.
Kembali ke contoh di awal yang menggambarkan seseorang mengganti konsep pesta tanpa meminta maaf kepada kita, bisa dipahami tindakan orang itu merupakan upaya untuk mendapatkan kekuatan.
Tetapi kita tidak perlu menggunakan pendekatan BIS yang membuat kita merasa terancam. Sebab, tindakan orang tersebut tidak ada hubungannya dengan perilaku kita.
Dengan berpegang teguh pada pendirian kita dalam situasi itu, kita bisa melihat betapa pentingnya meminta maaf secara tulus ketika kita salah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.