Lalu saat menjalani diet rendah karbohidrat, tubuh pun menggantinya dengan membakar lemak yang disimpan untuk energi.
Sayangnya, proses ini dapat membuat napas bau.
"Bila Anda tidak makan cukup karbohidrat, tubuh membakar lemak dan protein untuk bahan bakar. Proses ini disebut ketosis. Sayangnya, keton memiliki bau yang tidak sedap yang tidak dapat ditutupi dengan menyikat gigi atau flossing," ujar ahli diet terdaftar, Isabel Smith. , MS, RD, CDN.
Mengurangi dosis protein harian dan meningkatkan karbohidrat dapat mengatasi masalah ini, seperti halnya menggandakan asupan air.
Untuk mencegahnya, cobalah perhatikan kembali asupan protein per harinya.
Bertambah gemuk
Meski dapat membantu menurunkan berat badan pada awalnya, mengurangi protein dapat menyebabkan penambahan berat badan dalam jangka panjang.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan Spanyol, peserta diminta mengisi kuesioner terkait kebiasaan makan mereka selama enam tahun.
Hasilnya, ditemukan bahwa makan makanan berprotein tinggi memiliki risiko 90 persen lebih besar dalam membuat badan lebih berat dibanding mereka yang makan lebih sedikit.
Bahkan penambahan berat badan itu pun tak sedikit, yaitu sekitar 10 persen dari berat tubuh para partisipan.
Baca juga: Selain Tahu dan Tempe, Ini 5 Makanan Nabati yang Kaya Protein
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.