Sebab, kita bisa "memberi nyawa" dan menghidupkan kreasi tersebut. Setiap kreasi ikan yang dibuat dapat dipindai untuk kemudian keluar dan "hidup" di dalam akuarium digital.
Ketika orang-orang dewasa ini pun begitu antusias membuat ikan dan menghidupkannya, bisa dibayangkan apa yang ada di benak anak-anak saat melakukan aktivitas serupa, bukan?
Mereka pasti takjub saat bisa melihat kreasi ikan yang dibuatnya, dapat "hidup" dan lalu berenang di dalam akuarium. Membahagiakan.
Baca juga: Melihat dari Dekat Supercar Bugatti Chiron dari Lego di Denmark
Tempat membuat kreasi ikan tersebut ada di zona kuning, salah satu zona dari empat zona yang ada di Lego House.
"Zona kuning adalah tempat untuk melatih perasaan dan emosi, untuk mengembangkan emotional skill," ujar pemandu itu lagi.
Dia lalu menerangkan, di zona merah, pengunjung akan mendapat stimulasi kreativitas dengan mewujudkan imajinasi menggunakan balok lego, tanpa batas.
Lalu, ada zona biru yang berisikan permainan untuk mengasah kemampuan kognitif, serta zona hijau untuk kemampuan sosial.
Semua permainan mengunakan balok Lego dengan konsep digitalisasi sejenis. Ada yang bisa menjelmakan sosok mini figure yang dibuat menjadi cover majalah.
Ada pula, tempat di mana kita bisa memindai kreasi sosok menari, menjadi figur yang benar-benar menari dalam iringan musik di layar digital. Semuanya dilakukan dengan pemindaian.
Keberadaan mesin-mesin pemindai itu mampu mengonversi tampilan fisik dari sebuah kreasi menjadi sosok digital secara instan, dan tersedia hampir semua zona tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.