KOMPAS.com - Penderita diabetes menjadi salah satu kelompok rentan yang kemungkinan bisa mengalami gejala sedang hingga parah jika tertular Covid-19.
Terlebih di tengah masa transisi pandemi menuju endemi seperti sekarang ini, mulai banyak masyarakat yang abai dan tidak mematuhi protokol kesehatan.
Namun bagi penderita diabetes, kebiasaan itu jangan ditiru. Para diabetesi perlu menerapkan protokol kesehatan ketat dan menjaga gaya hidupnya demi mencegah tidak tertular Covid-19.
Baca juga: Ketahui, 4 Menu Camilan Sehat untuk Pasien Diabetes
I Gusti Ngurah Adhiarta, Sp.PD-KEMD, FINASIM, Spesialis Penyakit Dalam - Konsultan Endokrinologi Metabolik Diabetes Eka Hospital Bekasi menjelaskan tentang hal ini.
Dia menguraikan alasan di balik diabetesi yang perlu memperketat protokol kesehatan selama pandemi belum berakhir.
Menurut dia, Covid-19 itu merupakan penyakit yang menyebabkan inflamasi metabolik.
Pada pasien diabetes yang sistem metaboliknya mengalami gangguan, sebisa mungkin harus menghindari penyebab inflamasi itu agar tidak memperparah kondisi kesehatannya.
"Kalau kena Covid akan lebih berat sistem komplikasinya. Karena tubuhnya sudah berbeda, sudah tidak memiliki pertahanan tubuh yang mumpuni,"
Demikian kata pria yang akrab disapa dokter Adhiarta itu dalam launching Diabetes Connection Care di Eka Hospital Bekasi, Selasa (14/6/2022).
Untuk itu, dokter Adhiarta menyarankan beberapa tips berikut ini yang dapat diterapkan agar penderita diabetes bisa melalui masa transisi Covid dengan tubuh yang sehat.
Baca juga: Jangan Kendur Pakai Masker untuk Cegah Covid di Masa Transisi Endemi
Memeriksa kadar gula darah secara rutin dan berkala dapat menjadi aktivitas yang bisa mendukung kondisi kesehatan pasien diabetes.
Dengan mengontrol gula darah, pasien diabetes dapat mengetahui tinggi rendahnya kadar gula darah untuk mencegah berbagai kemungkinan komplikasi.
"Mengontrol gula darah tergantung target yang ditentukan oleh dokternya. Ketika disarankan oleh dokter kontrol tiga bulan sekali, maka lakukan kontrol ke dokter," ungkap dokter Adhiarta.
Olahraga merupakan aktivitas fisik yang dianjurkan bagi pasien diabetes. Lebih lanjut, kata dokter Adhiarta, olahraga tak cuma bermanfaat dalam membakar lemak dan juga gula.
Tapi sekaligus bisa menurunkan berat badan. Secara tidak langsung, manfaat itu bisa mengurangi risiko obesitas dan komplikasi penyakit lainnya.
"Olahraga yang dianjurkan tentu olahraga yang tidak mengandalkan tumpuan kaki. Seperti yoga itu bagus," sambung dia.
Baca juga: Menyoal Otonomi Moral Pelaksanaan Protokol Kesehatan
Melihat orang-orang mulai lepas masker, pasien diabetes sebaiknya tidak ikut-ikutan kebiasaan itu.
Tetap ikuti prokes yang berlaku, termasuk memakai masker di segala aktivitas, rajin mencuci tangan, jaga jarak serta hindari kerumunan untuk mencegah penularan Covid-19.
"Tetap, prokes itu dianjurkan bagi mereka yang punya gula darah tinggi," kata dia.
Kebanyakan orang mengalami kenaikan gula darah bukan akibat makanan, tapi karena pikiran alias stres.
Ketika seseorang mengalami stres, maka tubuh akan memproduksi hormon tertentu yang disebut kortisol.
Hormon ini dapat meningkatkan glukosa serta mengurangi efektivitas insulin yang beredar di darah. Sehingga dampaknya gula darah dapat melonjak dalam sekejap.
"Orang kalau mikirin Covid pasti stres. Nah, stres itu bisa memicu kenaikan gula darah, jadi perlu hati-hati," imbuh dia.
Baca juga: 7 Cara Mudah Menjaga Kadar Gula Darah Secara Alami
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.