KOMPAS.com - Serangan jantung dapat dialami oleh siapa pun, termasuk orang-orang berusia muda yang dikategorikan sebagai generasi rebahan.
Generasi tersebut merupakan sebutan bagi mereka yang enggan beranjak dari kasur atau keluar kamar dan malas untuk bergerak -apalagi olahraga.
Akibatnya orang-orang yang demikian lebih mudah terserang penyakit dan kelelahan sampai-sampai dijuluki juga sebagai generasi jompo.
Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah yang juga pengajar di FK Universitas Atma Jaya Jakarta, Dr. Med. dr. Denio A. Ridjab, SP.JP(K), risiko serangan jantung mengintai mereka.
"Kalau generasi kurang gerak 'kan biasanya yang muda-muda, ini berbahaya karena bisa menyebabkan penyakit jantung dan serangan jantung."
Hal itu dikatakan oleh dr. Denio dalam media gathering yang digelar Heartology Cardiovascular Center secara virtual, Selasa (14/6/2022) siang.
Ia mengatakan bahwa meningkatnya risiko serangan jantung karena terlalu sering rebahan diawali dengan tanda-tanda kesehatan tertentu.
Seperti, tidak terkontrolnya kadar gula darah, kelebihan berat badan, hingga melonjaknya tekanan darah dan kolesterol.
"Itu semua adalah faktor risiko serangan jantung," ujar dr. Denio.
Baca juga: Perlu Tahu, Hubungan Depresi, Serangan Jantung, dan Olahraga
dr. Denio menyampaikan bahwa generasi rebahan tidak sekadar dilekatkan pada orang-orang yang masih berusia muda atau generasi Z.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.