Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Generasi "Rebahan" Ternyata Berisiko Terkena Serangan Jantung

Kompas.com - 15/06/2022, 06:05 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Serangan jantung dapat dialami oleh siapa pun, termasuk orang-orang berusia muda yang dikategorikan sebagai generasi rebahan.

Generasi tersebut merupakan sebutan bagi mereka yang enggan beranjak dari kasur atau keluar kamar dan malas untuk bergerak -apalagi olahraga.

Akibatnya orang-orang yang demikian lebih mudah terserang penyakit dan kelelahan sampai-sampai dijuluki juga sebagai generasi jompo.

Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah yang juga pengajar di FK Universitas Atma Jaya Jakarta, Dr. Med. dr. Denio A. Ridjab, SP.JP(K), risiko serangan jantung mengintai mereka.

"Kalau generasi kurang gerak 'kan biasanya yang muda-muda, ini berbahaya karena bisa menyebabkan penyakit jantung dan serangan jantung."

Hal itu dikatakan oleh dr. Denio dalam media gathering yang digelar Heartology Cardiovascular Center secara virtual, Selasa (14/6/2022) siang.

Ia mengatakan bahwa meningkatnya risiko serangan jantung karena terlalu sering rebahan diawali dengan tanda-tanda kesehatan tertentu.

Seperti, tidak terkontrolnya kadar gula darah, kelebihan berat badan, hingga melonjaknya tekanan darah dan kolesterol.

"Itu semua adalah faktor risiko serangan jantung," ujar dr. Denio.

Baca juga: Perlu Tahu, Hubungan Depresi, Serangan Jantung, dan Olahraga

Ilustrasi wanita sedang olahraga lariAlex McCarthy García/ Unsplash Ilustrasi wanita sedang olahraga lari

Tips mencegah serangan jantung

dr. Denio menyampaikan bahwa generasi rebahan tidak sekadar dilekatkan pada orang-orang yang masih berusia muda atau generasi Z.

Pasalnya, sebutan tersebut juga dapat diberikan kepada mereka yang usianya sudah di atas 30 tahun namun punya kebiasaan buruk malas bergerak.

Orang-orang yang usianya sudah menginjak kepala tiga dikatakan dr. Denio juga berisiko terkena serangan jantung.

Akan tetapi, cara pencegahannya tidaklah sama dengan mereka yang berusia 30 tahun ke bawah.

dr. Denio menerangkan, generasi Z dapat mencegah serangan jantung dengan menerapkan kebiasaan hidup sehat.

Di antaranya, berhenti merokok, memperhatikan asupan makanan, dan yang terpenting adalah membiasakan olahraga dengan teratur.

Namun, olahraga yang dipilih sebaiknya tidak sembarangan. dr. Denio lebih menyarankan aerobik atau anaerobik untuk dilakukan secara konsisten.

"Sangat perlu olahraga unthk kaum rebahan. Aerobik itu bisa lari, renang, sepakbola, atau badminton," sarannya.

"Dan bisa dikombinasikan dengan anaerobik seperti angkat beban," tambah dr. Denio.

Berbeda dengan generasi Z, orang-orang yang berusia 30 tahunan direkomendasikan melakukan pemeriksaan jantung sebelum mulai berolahraga.

dr. Denio tidak ingin olahraga yang mereka lakukan malah meningkatkan risiko terkena serangan jantung.

"Harus periksa jantung dulu. Nah, nanti bisa disesuaikan olahraga yang paling bagus apa. Yang penting itu konsistensi dan kemampuan untuk melakukan," tandasnya.

Baca juga: 9 Cara Mencegah Penyakit Jantung

Pasien serangan jantung semakin muda

Wanti-wanti yang disampaikan dr. Denio tidak bisa diremehkan. Karena ia mendapati fakta bahwa saat ini pasien yang terkena serangan jantung masih berusia muda.

Parahnya, mereka yang mengalami hal tersebut rata-rata baru menginjak usia 30 tahunan.

"Usia yang rawan terkena serangan jantung semakin muda. Dulu 2010-an masih usia 40 tahunan. Sekarang sudah turun padahal dulu rasanya tidak mungkin," kata dr. Denio.

Semakin mudanya pasien serangan jantung dikatakan dr. Denio karena mereka terus-menerus bekerja dan duduk terlalu lama.

Oleh karenanya, banyak bergerak -seperti saran yang sudah disebutkan- direkomendasikan bagi orang-orang berusia 30 tahunan ke atas.

Olahraga berintenstas ringan-sedang sebanyak lima kali dalam seminggu dengan waktu setiap sesi selama 30 menit juga disarankan dilakukan untuk menjaga kesehatan jantung.

"(Barengi) juga menjaga asupan makanan, menjaga berat badan, kolesterol, dan tekanan darah untuk membantu mencegah penyakit jantung koroner," jelasnya.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Dilakukan Tiap Hari untuk Menjaga Kesehatan Jantung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com