Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Anak Jadi Pelaku Bullying? Ini Alasannya...

Kompas.com - 15/06/2022, 18:30 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Penindasan yang dilakukan saudara kandung --seperti kakak laki-laki atau perempuan-- pun dapat menyebabkan anak menindas anak lain di sekolah.

Ketika kakak laki-laki atau perempuan mengejek dan menyiksa mereka, hal ini akan menciptakan rasa tidak berdaya.

Demi memeroleh kekuasaan kembali, anak-anak ini lantas merundung siswa lain, bahkan meniru tindakan dari kakak mereka.

5. Mendapatkan kesenangan

Anak yang merasa bosan dan ingin mencari hiburan terkadang menggunakan bullying untuk menambah kegembiraan dan drama dalam hidup mereka.

Anak tersebut juga bisa merundung karena kurangnya perhatian dan pengawasan dari orangtua.

Akibatnya, bullying menjadi pelampiasan guna mendapatkan perhatian.

Sementara itu, anak yang kurang memiliki rasa empati biasanya senang menyakiti perasaan orang lain.

Mereka bukan hanya senang mempunyai kekuatan dengan menindas temannya di sekolah, melainkan juga menganggap lelucon yang menyakitkan itu lucu.

6. Menganggap temannya berbeda

Tidak jarang remaja merundung teman sebaya yang berbeda dalam beberapa hal, entah berbeda ras atau agama.

Baca juga: Bullying Antar Saudara Pun Berdampak pada Kesehatan Mental

7. Tekanan dari teman

Bisa jadi, anak merundung siswa lain untuk menyesuaikan diri dan diterima di lingkungan sekolah. Mereka cenderung tidak memikirkan konsekuensi dari tindakan mereka.

Kemungkinan lainnya, anak menjadi pelaku perundungan karena mengikuti kelompok teman mereka.

Anak merasa takut tidak diterima atau bahkan dapat menjadi target perundungan selanjutnya. Inilah yang membuat anak merundung siswa lain secara berkelompok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com