Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua, Ini Tanda-tanda Anak Jadi Korban Bullying di Sekolah

Kompas.com - Diperbarui 30/09/2023, 19:21 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Jika anak menjawab, “Saya tidak punya teman,” itu adalah tanda bahaya besar dan kita perlu mencari tahu lebih banyak.

Perubahan mood

Carilah perubahan signifikan dalam perilaku dan kepribadian khas anak kita.

Anak yang menjadi korban perundungan kadang-kadang akan tampak cemas, manja, cemberut, atau menarik diri.

Mereka mungkin juga tampak sedih, murung, menangis, atau tertekan, terutama setelah sekolah atau bermedia sosial.

Gejala atau keluhan fisik

Ketika anak di-bully, mereka akan sering mengeluh sakit kepala, sakit perut, atau penyakit fisik lainnya.

Kenali pula tanda-tanda fisiknya seperti adanya luka, memar atau goresan yang aneh.

Anak-anak juga mungkin menunjukkan perubahan dalam kebiasaan makan seperti melewatkan makan atau makan berlebihan, misalnya karena bekalnya direbut oleh pelaku bullying.

Perubahan pola tidur

Anak-anak yang menjadi sasaran perundungan cenderung mengalami kesulitan tidur atau mengalami mimpi buruk.

Indikator lainnya termasuk menangis hingga tertidur atau mengompol, yang bukan jadi kebiasaan mereka.

Prestasi sekolah turun

Ilustrasi bullyingshironosov Ilustrasi bullying
Menjadi korban bullying membuat anak tidak bisa fokus belajar dan bahkan menolak masuk sekolah.

Tentunya ini memengaruhi prestasi mereka di sekolah, misalnya membuatnya nilainya buruk dan masalah absensi.

“Jika sekolah adalah tempat terjadinya intimidasi, kemungkinan besar anak Anda akan mengembangkan keengganan ke sekolah karena mereka tidak lagi merasa aman,” kata Suarez-Angelino.

Kehilangan minat

Perhatikan baik-baik jika anak kehilangan minat pada olahraga, hobi, atau aktivitas favorit.

Menyimpang dari rutinitas biasanya merupakan indikasi bahwa ada sesuatu yang salah, termasuk bullying.

Anak yang mengalihkan minatnya memang sangat normal namun jika muncul tiba-tiba atau tak terduga maka orangtua layak mencari tahu alasannya.

Baca juga: Mayoritas Pelaku Perundungan Anak adalah Temannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com