Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Perselingkuhan Bisa Diprediksi? Ini Penjelasannya...

Kompas.com - 16/06/2022, 14:04 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Perselingkuhan menjadi momok menakutkan bagi banyak orang saat menjalani hubungan

Ketidaksetiaan yang dilakukan pasangan jelas akan merusak jalinan asmara maupun pernikahan.

Efek lainnya adalah rasa sakit hati, stres, kesedihan hingga berbagai keluhan yang memengaruhi kesehatan mental seseorang.

Baca juga: Tips Atasi Kecemasan Setelah Mengetahui Suami Selingkuh

Apakah perselingkuhan bisa diprediksi?

Banyak orang begitu berhati-hati dalam memilih pasangan, berharap tidak akan pernah diselingkuhi.

Faktanya, riset membuktikan 20-52 persen orang mengaku pernah berselingkuh dari pasangannya dan masih banyak lagi yang enggan mengakuinya.

Jadi, apakah perselingkuhan benar-benar tidak bisa diprediksi?

Untuk menjawab pertanyaan ini, sejumlah peneliti dari Amerika Serikat, Inggris dan Swiss menggunakan alat statistik terkini untuk menganalisis secara bersamaan sejumlah faktor risiko yang mungkin berkontribusi terhadap perselingkuhan.

Baca juga: 16 Tanda Kamu Telah Selingkuh secara Emosional

Riset dilakukan pada 1.295 orang dengan berbagai latar belakang termasuk usia, pendidikan, jenis hubungan yang dijalani, jenis kelamin, preferensi seksual dll.

Hasilnya, laki-laki cenderung lebih berisiko untuk berselingkuh dibandingkan perempuan.

Kaum Adam lebih banyak berperilaku tidak setia terhadap pasangannya, baik secara langsung maupun online.

Ilustrasi selingkuhpaolo81 Ilustrasi selingkuh
Meski demikian, gender dinilai bukan faktor utama pemicu perselingkuhan karena perempuan kini juga memiliki peluang yang setara.

Di sisi lain, riset ini mengungkapkan empat faktor utama yang memicu perselingkuhan, yakni:

  • Ketidakpuasan hubungan

Perasaan tidak bahagia yang kronis secara substansial meningkatkan risiko terjadinya perselingkuhan.

Bahkan, ini adalah pemicu tunggal terbesar yant memicu terjadi perselingkuhan secara langsung.

Hanya saja, perselingkuhan tidak secara otomatis berarti ada yang salah dengan hubungan tersebut.

Banyak orang tetap sulit setia meskipun hubungan dan pasangannya baik-baik saja.

Baca juga: 20 Pertanda Pasangan Selingkuh, Menurut Detektif Swasta

  • Perbedaan hasrat

Perbedaan hasrat antara pasangan bisa menjadi alasan untuk mencari kepuasaan di tempat lain dengan berselingkuh.

  • Kurang menghargai satu sama lain

Pasangan yang bosan dengan hubungannya, jarang berkomunikasi atau menghabiskan waktu bersama dan minim saling membantu serta memberikan perhatian juga memicu perselingkuhan.

  • Kepuasan seksual

Kehidupan seksual yang tidak terpuaskan oleh pasangannya, baik karena intensitas yang rendah atau membosankan, bisa menjadi penyebab seseorang selingkuh.

IlustrasiPEXELS/Ketut Subiyanto Ilustrasi
Adanya salah satu dari faktor ini tidak selalu memicu tindakan tidak setia. Akan tetapi, merasakan beberapa di antaranya sekaligus bisa meningkatkan risiko selingkuh.

Risiko perselingkuhan online

Di era teknologi digital ini, perselingkuhan online juga bisa merusak hubungan kita.

Tindakan pengkhianatan ini bisa dilakukan dengan sexting, email mesra, hingga pornografi.

Dibandingkan perselingkuhan secara langsung, perilaku ini dak terlalu berkaitan dengan demografi dibandingkan dengan masalah hubungan dan seksual.

Baca juga: 6 Tanda Ini Bisa Jadi Indikasi Pasangan Selingkuh

Hanya saja, ada sejumlah faktor yang bisa menjadi pemicu utamanya yaitu:

  • Perbedaan keinginan.
  • Kepuasan seksual.
  • Kurang menghargai satu sama lain.
  • Ketidakpuasan hubungan.

Terlepas dari hasil yang dipaparkan, para peneliti berpendapat tidak ada cara pasti untuk memprediksi perselingkuhan.

Namun untuk mencegahnya, cara terbaik adalah dengan selalu memantau hubungan dan kepuasaan seksual kita dan pasangan.

Jika salah satu memburuk, hal itu bisa menjadi faktor risiko yang menjurus pada selingkuh, secara langsung maupun online. 

Baca juga: Mengapa Ada Orang yang Memaafkan Perselingkuhan Pasangannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com