Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Gadis Kembar Diasuh Beda Negara Sejak Usia 2 Tahun, Apa Jadinya?

Kompas.com - 16/06/2022, 19:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kisah saudara kembar yang terpisah dan dibesarkan di negara berbeda rupanya bukan hanya ada di dalam dongeng.

Dua gadis kembar identik yang lahir di Seoul pada 1974 harus berpisah satu sama lain sejak mereka berusia dua tahun.

Penyebabnya, salah satu dari mereka tersesat di pasar. Orangtuanya berupaya untuk mencari si buah hati, namun tidak berhasil.

Salah satu putri yang hilang itu akhirnya diadopsi oleh pasangan asal Amerika Serikat.

Uniknya, kedua gadis kembar itu mengembangkan kepribadian yang serupa meski terpisah jarak. Hanya saja, tingkat IQ mereka berbeda secara signifikan.

Baca juga: Kisah Ibu yang Lahirkan Anak Kembar untuk Ketiga Kalinya

Fakta itu terkuak dari hasil riset yang dimuat dalam jurnal Personality and Individual Differences.

Para peneliti dari Kookmin University di Seoul dan California State University membandingkan karakteristik wanita yang tumbuh di Korea Selatan, dengan saudaranya yang dibesarkan di AS.

Anak yang diadopsi oleh pasangan di AS tumbuh besar tanpa diketahui oleh saudaranya, sampai ia berpartisipasi dalam program Pemerintah Korsel yang menyatukan kembali kakak beradik itu.

Pada 2020, anak tersebut mengetahui dari hasil DNA, ia tidak hanya memiliki saudara kembar identik, melainkan juga kakak laki-laki dan kakak perempuan.

Tidak lama setelah program penyatuan dari Pemerintah Korsel berjalan, kakak beradik itu sepakat untuk menjalani penelitian yang melibatkan serangkaian tes.

Tes yang dimaksud mencakup perbandingan kecerdasan, profil kepribadian, kesehatan mental, dan riwayat medis mereka.

Pada studi tersebut, si kembar yang tumbuh di Korsel diketahui hidup dalam rumah tangga yang penuh kasih dan harmonis.

Baca juga: Lelaki Ini Nikahi 3 Wanita Kembar di Hari yang Sama

Sedangkan, anak yang tinggal di AS hidup dalam konflik keluarga, di mana kedua orangtua angkatnya bercerai.

Satu kesamaan yang dimiliki si kembar adalah latar belakang medis. Keduanya menjalani operasi pengangkatan tumor dari indung telur mereka.

Berdasarkan hasil tes IQ, anak yang tinggal di AS mendapatkan skor 16 poin lebih rendah dibandingkan saudaranya yang dibesarkan di Korsel.

"Sangat mengejutkan si kembar menunjukkan perbedaan substansial dalam kemampuan kognitif yang dikaitkan dengan pengaruh genetik yang kuat," demikian keterangan para peneliti.

Tidak diketahui pasti apakah perbedaan pola didik keluarga memengaruhi perbedaan hasil tes IQ atau tidak.

Baca juga: Ketika Dua Pasang Kembar Identik Menikah, Bagaimana Bayinya?

Meski demikian, para peneliti mencatat anak yang dibesarkan di AS pernah menderita gegar otak sebanyak tiga kali.

Hal ini yang diduga dapat memengaruhi kemampuan kognitif anak tersebut.

Perbedaan lain yang terungkap dalam studi ini, wanita yang tumbuh di AS mempunyai pandangan yang lebih individualis.

Sedangkan, saudaranya di Korsel memiliki nilai-nilai yang lebih kolektivis atau mengutamakan kelompok di atas diri sendiri.

Satu temuan yang menarik, hasil tes untuk harga diri dan profil kesehatan mental mereka ternyata identik.

Baca juga: Unik, 12 Pasang Bayi Kembar Lahir Bareng di RS yang Sama

"Konfigurasi keseluruhan kepribadian si kembar serupa, konsisten dengan literatur terkait pengaruh genetik moderat pada kepribadian di masa dewasa," sebut peneliti.

"Hal yang perlu diperhatikan adalah kedua saudara kembar itu memiliki skor sangat tinggi dalam kehati-hatian."

"Ini menunjukkan keduanya mempunyai tujuan, terorganisasi dengan baik, patuh, dan berusaha keras untuk berprestasi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com