Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bromance Victor-Alden Heboh di Twitter, Apa Makna Sebenarnya?

Kompas.com - 17/06/2022, 07:23 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Bromance dan stigma orientasi seksual

Hubungan pria dengan pria di beberapa budaya, termasuk yang memperlihatkan emosi dan kasih sayang masih dianggap biasa saja.

Mereka masih bisa jatuh cinta dengan lawan jenis (heteroseksual), menikah, terikat seumur hidup dan meresmikan hubungan persahabatan mereka tanpa dibumbui hasrat seksual.

Menurut Robert, hal itu bisa terjadi karena biasanya pria enggan melakukan hubungan seksual karena faktor larangan dan norma yang berlaku di masyarakat.

Namun, kenyataan yang sebenarnya juga belum tentu seperti itu secara teori.

Demi mengetahui hal tersebut, dalam risetnya, Robert telah mewawancarai seorang pria dengan orientasi heteroseksual.

Pria tersebut diberi sejumlah pertanyaan termasuk, apakah dia akan berhubungan seks dengan bromance-nya.

"Jika pria itu cukup menarik ... Anda tidak akan pernah tahu." kata pria tersebut.

Mengingat karakteristik ini, dia kembali ke pertanyaan yang diajukan oleh para remaja putra lainnya.

Beberapa pertanyaan di antaranya:

Apakah bromance dianggap sebagai tanda orientasi seksual?

Apakah seorang pria yang naksir dan tergila-gila dengan pria lain membuat pernyataan yang berarti tentang orientasi seksualnya?

Jika seorang pria heteroseksual berhubungan seks dengan pria lain, apakah itu dianggap sebagai gay?

Jika dua pria straight adalah bromance, apakah itu dianggap sebagai romansa?

Mungkin dalam kedua kasus tersebut, para pria tidak sepenuhnya berbicara secara seksual dan romantis.

Mereka mungkin hetero secara romansa tetapi biseksual secara seksual, hetero secara seksual tetapi biseksual secara romansa, atau kebanyakan hanya heteroseksual saja.

Riset Robert kemudian menunjukan bahwa bromance mungkin telah diciptakan sebagai kedok, alias sebuah anggapan agar diterima secara budaya dan norma yang berlaku.

Membiarkan hubungan antar pria begitu rentan dengan emosional satu sama lain hingga menghindari cap homoseksual.

Di satu sisi, seorang pria dan bromance-nya dapat memuaskan gairah romantisme dan keinginan untuk terikat pada pria lain tanpa merusak kesesuaian gender.

Tetapi di tahap bromance, masih ada kemungkinan kalau hubungan mereka lebih dari romantisme persahabatan belaka.

Tentu saja, pria bisa naksir atau jatuh cinta dengan sesama jenis tanpa berhubungan seks - sama seperti berhubungan seks dengan sesama jenis, bukan berarti mereka jatuh cinta dengan orang itu.

Robert menyimpulkan adanya kecurigaan yang melekat atas definisi kedekatan emosional dari hubungan bromance.

Lagi pula, kata dia, hubungan yang seperti itu tidak ada bedanya dengan hubungan persahabatan antara wanita dan wanita atau wanita dan pria.

Sehingga tidak ada yang salah dengan bromance, yang saat ini menjadi istilah kekinian yang menggambarkan persahabatan. Sebab, wanita yang heteroseksual juga bisa melakukannya.

Baca juga: Bromance Jefri Nichol dan Joe Taslim, Kompak Berantas Narkoba di Film

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com