Beberapa orang tampaknya sangat suka memegang kontrol atau kendali untuk memanipulasi dan menggunakan orang lain sebagai objek, agar bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.
Tetapi, bagi sebagian besar orang, kontrol terkait dengan kecemasan karena kita akan terus-menerus merasa diatur.
Baca juga: Studi: Sering Dimanfaatkan Pasangan Akan Merusak Kepuasan Hubungan
Apalagi jika kemungkinan besar dia adalah seorang pencemas yang selalu melihat ke depan pada kemungkinan skenario terburuk.
Kontrol bisa terasa lebih menyesakkan ketika kita tinggal bersama pasangan, atau bahkan lebih buruk jika ini telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Kontrol sebagai kecemasan berarti orang lain menjadi cemas dan respons otomatisnya adalah membuat kita melakukan apa yang dia ingin kita lakukan.
Jika ketika dia bisa mengontrol dan kita melakukannya, maka kecemasannya pun akan berkurang.
Dalam mengatasi hal tersebut, kita dapat menggantikan kontrol yang kita rasakan sebagai sebuah masalah yang berkaitan dengan kecemasan.
Jadi, alih-alih membentak dan berkata, "Pergi jauh dari saya!" katakanlah, "Beri tahu saya apa yang sedang kamu khawatirkan."
Ini bisa menjadi cara yang tepat untuk mengatasi masalah jika kita memiliki pasangan yang suka mengontrol kehidupan kita.
Tetapi, kita tentunya perlu berlatih mengatakan ini dengan tenang dan kurangi pikiran yang membuat kita merasa seperti korban.
Kita mungkin memiliki pasangan yang suka mengonsumsi alkohol secara berlebihan, atau bersikap malas, atau terlalu kaku, dan sebagainya.
Perlu kita ketahui, pada titik ini masalahnya adalah milik kita, bukan milik pasangan kita.
Bagi dia, apa yang kita anggap sebagai masalah mungkin adalah solusi untuk masalah mendasar lainnya.
Baca juga: Simak, Hubungan antara Persahabatan dan Kesehatan Mental
Misalnya, minum alkohol dapat membantu mengatasi stres. Atau, sikap kaku adalah tentang struktur yang mengurangi kecemasan.
Bisa pula, sikap malas sebagai pandangan lain tentang bagaimana menjalani hidup.
Nah, daripada mengeluh atau mencoba mengatur pasangan sepanjang waktu, berhentilah dan tanyakan tentang akar permasalahan yang membuat hidupnya jadi kurang teratur.
Dengan melakukan ini, kita bisa mengubah percakapan, menghindari konflik yang tidak diperlukan.
Selain itu, kita pun memiliki kesempatan untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melihat masalah secara berbeda atau bersama-sama memecahkan masalah dengan cara yang lebih baik.