KOMPAS.com - Brand kosmetik kenamaan, Revlon mengajukan pailit kepada pengadilan di Amerika Serikat.
Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1932 ini mengalami masalah keuangan karena kenaikan biaya bahan baku untuk berbagai produknya.
Revlon juga kesulitan menghadapi inflasi dan membayar biaya kekurangan tenaga kerja.
Dalam dokumen pailitnya, perusahaan mengatakan bahwa gangguan rantai pasokan telah mendorong persaingan ketat untuk bahan-bahan yang digunakan dalam kosmetiknya.
Selain itu, pemasok juga telah meminta untuk dibayar di muka untuk pesanan karena tingginya permintaan saat ini.
Baca juga: Revlon Hadirkan Lipstik Bold yang Melembabkan
"Ini telah menyebabkan kekurangan bahan-bahan yang diperlukan di seluruh portofolio perusahaan," kata Kepala Restrukturisasi Revlon, Robert Caruso, dikutip dari BBC.
“Misalnya, satu tabung lipstik Revlon membutuhkan 35 hingga 40 bahan baku dan suku cadang, yang masing-masing sangat penting untuk membawa produk ke pasar,” tambahnya.
Brand ini membutuhkan setidaknya 575 juta dollar AS dari pemberi pinjaman yang ada untuk mendukung operasi sehari-hari.
Selain merek Revlon, perusahaan juga produsen untuk berbagai item kecantikan lainnya seperti Elizabeth Arden, Almay dan Cutex.
Ada juga sejumlah produk parfum misalnya kolaborasi dengan Christina Aguilera dan Britney Spears.
Baca juga: Chanel, Revlon dan LOreal Tak Lagi Pakai Talek dalam Kosmetiknya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.