Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Revenge Bedtime Procrastination", Korbankan Jam Tidur demi Kesenangan

Kompas.com - 20/06/2022, 15:59 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Kebanyakan dari kita pasti pernah rela tidak tidur demi maraton drama Korea terbaru atau asyik scrolling media sosial.

Kebiasaan begadang demi kesenangan ini rupanya menjadi fenomena tersendiri di kalangan banyak orang.

Dikutip dari Very Well Mind, perilaku ini disebut dengan revenge bedtime procrastination alias menunda waktu tidur demi bisa bersantai dan mendapatkan hiburan.

Hal ini biasanya dilakukan oleh orang yang tidak memiliki waktu luang di siang hari untuk mendapatkan kesenangan, karena aktivitasnya yang padat.

Baca juga: Hobi Bergadang Picu Kematian Mendadak? Ini Faktanya

Revenge bedtime procrastination memang membuat hati kita senang karena mendapatkan hiburan namun tidak dianjurkan oleh para ahli.

Institusi Sleep Foundation menyatakan mengurangi jam tidur memiliki efek negatif yang signifikan pada kesehatan mental, fisik, dan emosional dengan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang.

Tanda-tanda revenge bedtime procrastination

Istilah revenge bedtime procrastination pertama kali muncul dalam salah satu karya ilmiah pada tahun 2014.

Awalnya dipakai untuk menggambarkan orang-orang yang bekerja 12 jam sehari rela mengorbankan waktu yang seharusnya menjadi jam tidurnya untuk bersenang-senang.

Kini, banyak orang melakukannya karena merasa tak punya waktu senggang di siang hari untuk mendapatkan hiburan.

Seringkali, pelakunya tidak sadar terjebak dalam perilaku ini karena melakukannya dengan sukarela.

Baca juga: Tips Bebas Pegal Saat Asyik Rebahan Maraton Drama Korea

Awalnya, kita melakukannya dengan tindakan kecil saja seperti menyisihkan waktu di malam hari untuk nonton drama atau bermedia sosial.

Durasi yang awalnya hanya 10-15 menit kemudian berkembang menjadi berjam-jam karena kita keasyikan.

Tanpa disadari, waktu sudah menunjukkan dini hari dan kita sudah kehilangan momen tidur yang amat berharga sekaligus penting untuk tubuh.

Ada sejumlah risiko kesehatan yang mungkin dialami sejumlah orang akibat sering begadang, termasuk lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental dan obesitas.FREEPIK/RAWPIXEL.COM Ada sejumlah risiko kesehatan yang mungkin dialami sejumlah orang akibat sering begadang, termasuk lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental dan obesitas.
Revenge bedtime procrastination bukan hanya dilakukan oleh orang yang sibuk bekerja atau memiliki stres tinggi.

Para orangtua yang sibuk mengasuh anaknya sehingga tak punya waktu untuk diri sendiri juga kerap melakukannya dengan dalih 'me time'.

Untuk memastikan apakah kita secara tidak sadar melakukanya, berikut tiga tanda-tandanya menurut Sleep Foudation:

  • Terlambat berangkat tidur yang mengurangi total waktu tidur kita
  • Tidak ada alasan yang sah untuk begadang atau terjaga sepanjang malam, seperti adanya peristiwa penting atau penyakit tertentu
  • Kesadaran bahwa menunda waktu tidur dapat menyebabkan konsekuensi negatif

Baca juga: Tanda Kita Kurang Tidur Selain Sering Menguap

Sikap menunda-nunda ini juga hanya berlaku untuk jam tidur, bukan pada konteks lain seperti pekerjaan atau urusan dengan orang lain.

Orang-orang yang melakukan revenge bedtime procrastination umumnya ingin mendapatkan tidur yang cukup, tetapi gagal melakukannya.

Salah satu penyebabnya adalah kegagalan dalam pengaturan diri atau pengendalian diri, yang memang sedang dalam titik terendah.

Beberapa orang mungkin secara alami cenderung menunda-nunda jam tidur, termasuk ketika memang menjelang waktunya.

Padahal perilaku ini akan memicu berbagai dampak baik kesehata fisik maupun mental seperti tekanan darah tinggi, risiko serangan jantung, depresi, kecemasan hingga kenaikan berat badan.

Baca juga: 5 Kebiasaan Buruk yang Mengacaukan Waktu Tidur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com