Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cermati, 6 Kebiasaan Belanja Ini Ternyata Bikin "Kantong Bolong"

Kompas.com - 21/06/2022, 07:46 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belanja merupakan kebutuhan masing-masing orang setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan dapur dan rumah tangga.

Sayangnya belanja kerap kali berubah menjadi "bencana" lantaran anggaran yang sudah disiapkan malah membengkak.

Hal kedua ini sepertinya yang paling sering terjadi pada sebagian orang, baik orang yang berusia muda maupun tua.

Nah, supaya belanja tidak membuat kantong bolong, sebaiknya kebiasaan keliru ketika belanja yang berikut ini dihindari. Apa saja?

1. Pergi ke toko yang salah

Ingatlah bahwa setiap toko, pasar, swalayan, dan sejenisnya tidaklah sama. Harga di masing-masing tempat untuk kategori yang sama bisa saja bersaing.

Maka dari itu, kita disarankan untuk mencermati harga yang dipatok di setiap toko atau pasar. 

Ada beberapa pasar yang menjual barang-barang dengan harga lebih murah dibanding toko swalayan, supermarket, atau pasar lain.

Jangan sampai kita membelanjakan uang di tempat yang membanderol harga produknya lebih tinggi ketika ingin berhemat.

"Di mana Anda berbelanja membuat perbedaan besar. Ada baiknya memeriksa beberapa toko yang memberikan diskon," kata penyiar podcast "How to Money", Joel Larsgaard.

"Cobalah itu untuk perbandingan dan Anda akan terkejut melihat berapa banyak uang yang dapat Anda hemat," tambahnya.

Baca juga: 8 Cara Hemat dan Sederhana untuk Menjaga Bumi

2. Tidak punya rencana

Seperti pakar keuangan lainnya, Larsgaard juga menyebut tidak menyusun rencana dapat menyebabkan belanja menjadi boros.

Alasannya, belanja tanpa tujuan yang terarah akan mmembuat kita tergoda untuk membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan.

Di sisi lain, tidak menyusun rencana sebelum berbelanja berpotensi membuang-buang makanan.

Di Indonesia, data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menunjukkan sebanyak 23-48 juta ton per tahun selama 2000-2019 terbuang menjadi sampah.

Parahnya, makanan yang terbuang menyebabkan kerugian ekonomi sebesar Rp 213–551 triliun/ tahun atau setara dengan 4-5 persen PDB Indonesia per tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com