Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Alasan Psikologis Kenapa Loyalitas dalam Hubungan Bisa Membosankan

Kompas.com - 21/06/2022, 10:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Fauzi Ramadhan dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Setiap hubungan memiliki pasang-surutnya masing-masing. Kita tidak dapat berekspektasi bahwa hubungan akan selalu mengalami masa bahagia.

Meskipun dirimu atau pasanganmu memiliki sifat yang loyal alias setia, bukan berarti pasang-surut tersebut tidak dapat terhindarkan. Sebab, sesungguhnya, menurut Roxy Zarrabi, seorang psikolog klinis dengan spesialis masalah pasangan, tidak ada hubungan yang kebal terhadap hal ini.

Namun, apakah situasi ini lantas menjadi akhir dari hubungan yang dijalani? Terlebih, bukankah sikap loyal dapat menjadi solusi untuk langgengnya sebuah hubungan?

Bersama dr. Dharmawan Ardi Purnama, seorang Psikiater dari FKUI dan Doktor Filsafat dari STF Driyarkara, kita akan diajak untuk menyelami situasi ini sehingga dapat menemukan solusinya dalam episode siniar (podcast) Anyaman Jiwa bertajuk “Kenapa Loyalitas Itu Membosankan, Ya?” di Spotify.

Saat pertama kali menjalani hubungan, dilansir dari Verywell Mind, kita akan disambut dengan luapan emosi yang intens dan penuh gairah. Rasa cinta dan sayang terasa terus menggebu-gebu, bahkan dunia seakan-akan hanya milik berdua.

Namun, luapan ini secara berangsur-angsur akan berkurang seiring waktu. Tidak terkecuali dialami oleh pasangan-pasangan yang bersifat setia.

 Baca juga: Rencana Menikah, Apa Saja yang Perlu Dipersiapkan?

Jika tidak ditangani bersama dengan baik, hubungan akan terasa membosankan dan berpotensi mengalami kerusakan.

Lantas, agar dapat memahami situasi ini dengan baik, menurut Roxy Zarrabi dari Psychology Today, alangkah baiknya kita mengetahui faktor-faktor yang menjadi alasan mengapa hubungan dapat mengalami hal ini.

1. Proses Alami dari Otak

Sonja Lyubomirsky dalam Oxford Handbook of Stress, Health, and Coping mengatakan bahwa otak bertanggung jawab dalam memengaruhi tingkat kebahagiaan yang kita miliki.

Misalnya ketika kita mengalami suatu pengalaman atau perubahan yang menyenangkan seperti pertama kali menjalani hubungan. Walaupun sangat menyenangkan, tetapi perasaan ini secara natural akan berangsur-angsur surut.

Sebab, otak akan mengembalikan rasa senang ke garis dasar, yaitu posisi ketika kita tidak lagi merasakan kesenangan itu atau stabil.

Kemudian, karena sudah pernah mengalami kesenangan tersebut, muncul kecenderungan meremehkan bahkan mengabaikan sesuatu, contohnya hubungan.

Meskipun demikian, bukan berarti kita menerimanya begitu saja. Kita masih bisa mengatasinya agar kecenderungan ini tidak menimbulkan keretakan hubungan.

Roxy menyarankan untuk berpikir kembali tentang betapa bahagianya hubungan yang sedang dijalani. Kita bisa mulai dengan bertanya, “Bagaimana hidupku jika tidak bertemu dengannya?” atau “Adakah alasanku untuk bersyukur dari hubungan ini?”.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com