Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda-tanda Toxic Relationship dan Cara Menanganinya

Kompas.com - 23/06/2022, 09:47 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seseorang yang berada dalam toxic relationship alias hubungan beracun biasanya merasa hidupnya hampa.

Kendati demikian, tak jarang mereka yang mengalaminya tidak menyadari bahwa dia tengah berada dalam toxic relationship.

Akibatnya, dia terus berusaha mempertahankannya meski menyakiti diri sendiri.

Baca juga: Apa Hubungan Toxic Bisa Diperbaiki? Ini yang Harus Dipertimbangkan

Nah menurut psikolog Jeffrey Bernstein, sebenarnya ada tiga tanda yang dapat menunjukkan bahwa kita berada dalam toxic relationship.

  • Kebencian berlebih

Menurut Bernstein, dalam sebuah hubungan yang sehat, seseorang akan mampu melaluinya saat terjadi suatu kesalahpahaman.

Namun jika kita sulit berkomunikasi satu sama lain dan merasa ada hambatan berbicara, ini bisa jadi tanda hubungan beracun.

Selain itu, pasangan yang hobi mengungkit masalah atau dendam lama juga merupakan salah satu pola toxic relationship yang umum terjadi.

Hal ini dapat berujung pada tiga hal yang disebut Bernstein sebagai “Three D Effect,” yaitu distractions (distraksi), distance (jarak), dan disconnection (diskoneksi).

Artinya, kebencian berlabihan dapat membuat emosi negatif terus meningkat seiring dengan semakin menumpuknya pikiran beracun dari pasangan, membuat hubungan bisa berantakan.

Baca juga: 11 Alasan Seseorang Sulit Terbebas dari Toxic Relationship

  • Kritik dan penghinaan

Menurut psikolog dan penulis John Gottman, kritik dan penghinaan dapat menghancurkan suatu hubungan.

Tanda-tanda kritik dan penghinaan ini bisa terlihat saat pasangan mengolok-ngolok kita.

Bernstein mengatakan, salah satu kliennya kerap menyebut suaminya “tidak berbakat” di ranjang sebagai respons kritik suaminya soal pengeluarannya yang berlebihan.

Tak hanya itu, penghinaan juga bisa terlihat saat seseorang mengritik pasangannya di depan publik.

“Merasakan seseorang yang kita cinta atau pernah kita cintai menyakiti diri kita dengan rentetean tuduhan dapat menurunkan moral dan sangat tidak menyehatkan secara emosional,” kata Bernstein.

Baca juga: 8 Tanda Toxic Relationship di Hubungan Kim Kardashian dan Kanye West

  • Putus asa dan menghindar

Apakah pasangan kita membuat bingung karena pesan dan perilakunya yang tidak konsisten? Atau pasangan melakukan silent treatment (menjauh dan tidak mempedulikan) hingga membuat kita putus asa?

Lalu, apa pasangan sering “menghilang” dari hadapan kita dan menolak untuk pergi ke konselor?

Jika iya, itu merupakan tanda toxic relationship.

Menurut Bernstein, menghindar merupakan bentuk pasif-agresif dari suatu hubungan beracun yang dapat berkembang dari waktu ke waktu.

Tiga kata untuk ke luar dari toxic relationship

Untungnya, Bernstein memiiliki solusi agar kita bisa keluar dari hubungan beracun, yaitu cukup dengan tiga kata: "menganggap diri berharga.”

Menurut Bernstein, percakapan terpenting dalam hidup seseorang adalah dengan dirinya sendiri.

“Mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur, apa yang Anda pikirkan dan rasakan tentang diri sendiri sangat penting untuk self-esteem (harga diri),” ujarnya.

Karena itu, menganggap diri berharga dapat melindungi kita dari hal-hal lan yang akan menyakiti diri kita dan mendorong kita untuk membela diri.

Menganggap diri berharga juga berarti kita dapat menerima diri sendiri, merasa bangga dengan perkembangan kita, dan bangga dengan apa yang dapat kita tawarkan dalam suatu hubungan romansa.

Bernstein menceritakan, seorang kliennya berhasil melakukannya dan mulai memprioritaskan kesehatan mentalnya di atas hal lain.

Menurut Bernstein, pacar kliennya yang hobi mengendalikan dirinya tidak menyukai itu. Namun akhirnya, kliennya berhasil menemukan kasih sayang dan harga dirinya yang telah lama hilang dan dapat mencari pasangan dan hubungan yang lebih sehat.

Lebih lanjut, Bernstein memberi tips bagi mereka yang ingin meninggalkan pasangannya karena hubungan tidak sehat.

“Saya mendorong Anda untuk memanfaatkan kekuatan dan harga diri Anda untuk melakukannya dengan cara yang sehat,” ujarnya.

“JIka ingin mengakhiri hubungan, mengatakannya langsung lewat kata-kata yang konstruktif dan menenangkan akan terasa paling sehat,” sambungnya.

Bernstein juga menambahkan bahwa normal untuk merindukan mantan pacar meski hubungan itu bukanlah hubungan sehat karena selalu ada aspek positif dalam suatu hubungan.

Namun tetaplah berhati-hati. Pasalnya, itu tidak berarti dia baiik untuk kita.

Lalu, Bernstein juga berpesan, jika kita memiiliki masalah dalam menemukan harga diri, cobalah berpikir apa saja yang akan kita katakan pada anggota keluarga atau teman yang ingin mengakhiri hubungan beracunnya.

“Memikirkan bagaimana kita menghargai dan memberi saran pada orang lain dapat membuat kita menghargai diri sendiri dan membat kita ada dalam situasi yang lebih sehat,” pungkas Bernstein.

Baca juga: Berkaca dari Kasus Johnny Depp dan Amber Heard, Ini 5 Pelajaran Agar Tidak Terjebak Toxic Relationship

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com