Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/06/2022, 09:42 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bisa dikatakan, Indonesia merupakan negara yang “maju” soal pemberian vaksin.

Pasalnya, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Indonesia jadi salah satu negara dengan jumlah vaksinasi Covid-19 terbanyak di dunia.

Tepatnya, menempati urutan keempat setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat, meski hal ini juga disebabkan karena jumlah penduduk yang lebih banyak dibanding negara lain.

Adapun sasaran target vaksinasi nasional adalah sebesar 208,265.720 juta penduduk.

Kendati demikian, sekitar 76 persen masyarakat Indonesia masih belum melakukan vaksinasi ketiga atau booster karena berbagai alasan. Mulai dari kondisi kesehatan, hingga ragu soal efek samping dan keamanan vaksin.

Hal ini membuat Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) Prof Hinky Hindra Irawan Satari kembali menjelaskan bahwa vaksin booster bukan hal yang perlu ditakuti dan aman, termasuk bagi para lansia.

Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari dalam webinar ?Perjalanan Vaksinasi COVID-19: Pentingnya Vaksinasi Booster di Masa Pandemi? pada Sabtu (25/6/2022) Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari dalam webinar ?Perjalanan Vaksinasi COVID-19: Pentingnya Vaksinasi Booster di Masa Pandemi? pada Sabtu (25/6/2022)

Menurutnya, manfaat vaksin tetap lebih besar dibanding risiko dan efek samping pemberian vaksin.

"Manfaat yang diperoleh jauh lebih besar daripada risiko yang mungkin terjadi. Surveilans KIPI melihat keamanan vaksin dilakukan berkesinambungan untuk memastikan keamanan vaksin dalam upaya peningkatan keselamatan pasien serta menentramkan masyarakat," ujar Hindra dalam acara diskusi 'Pentingnya Vaksinasi Booster di Masa Pandemi Covid-19', di Jakarta, Sabtu (25/6).

Hindra sendiri mengaku paham bahwa tak sedikit masyarakat Indonesia yang khawatir dengan keamanan vaksin Covid-19 platform Viral Vector, seperti vaksin AstraZeneca.

Kendati demikian, Hindra yakin bahwa vaksin itu aman digunakan, baik untuk vaksinasi primer maupun booster.

Menurut dia, itu dibuktikan dengan data KIPI yang tidak menemukan adanya gangguan kesehatan atau hal yang mengkhawatirkan dari penerima vaksin, meski gejala ringan bisa terjadi.

"Lebih dari 65 juta dosis vaksin Covid-19 viral vektor telah diberikan di Indonesia. Hingga saat ini, data surveilans KIPI menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 viral vektor aman sebagai primer maupun booster," ujarnya.

Dia menambahkan, memang ada gejala ringan yang timbul setelah pemberian vaksin, seperti demam, mual, atau muntah. Tapi itu masih dalam batas wajar.

Untuk itu, dia berharap masyarakat Indonesia terdorong untuk mendapatkan vaksin booster, terutama bagi lansia.

Perlu diketahui. pemberian dosis booster bagi lansia yang berusia lebih 60 tahun dapat diberikan dengan interval minimal tiga bulan setelah mendapat vaksinasi primer lengkap.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com