Gangguan mental ini berupa suasana hati yang buruk pada ibu, yang terjadi selama setidaknya dua tahun dengan dua gejala depresi lainnya.
Orang dengan distimia cenderung kehilangan minat dalam aktivitas normal sehari-hari, merasa putus asa, atau memiliki perasaan tidak mampu secara keseluruhan.
Kecemasan berlebihan soal proses bersalin dan merawat buah hati termasuk gangguan mental yang banyak dialami para ibu.
Gejalanya sering meliputi kegelisahan, detak jantung berdebar kencang, ketidakmampuan untuk tidur, kekhawatiran yang berlebihan tentang banyak hal, khususnya takut tidak bisa menjadi orangtua yang baik.
Misalnya ketakutan jika anak mengalami autisme, tidak mampu menafkahi anak, dan kondisi lainnya.
Maternal Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) memengaruhi 3-5 persen wanita.
Separuh diantaranya memiliki pemikiran yang mengganggu atau tidak diinginkan tentang sengaja menyakiti bayinya, misalnya melempar, menggelamkan atau memukul anak.
Meski obsesi ini tergolong mengkhawatirkan, ini tidak mewakili proses psikotik, di mana ibu berada pada risiko yang lebih tinggi untuk melukai diri mereka sendiri atau bayinya.
Dikutip dari Web MD, gejalanya yang paling menonjol adalah ketakutan akan melukai bayi dan kekhawatiran tentang kuman.
Baca juga: Kesedihan Berlangsung Lama Bisa Jadi Tanda Depresi, Kenali Cirinya
Dikutip dari Parents, lebih dari 45 persen wanita merasa memiliki pengalaman melahirkan yang traumatis.
Sedangkan 4 persen wanita mengalami PTSD karena melahirkan sehingga kerap mengalami kenangan dan kilas balik peristiwa tersebut.
Gangguan mental ini bisa berdampak pada cara orangtua merayakan ulang tahun anak, yang mengingatkan pada momen traumatiknya, serta proses bersalin berikutnya.
Baca juga: Mencintai Perubahan Tubuh Setelah Melahirkan, Bagaimana Caranya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.