Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brad Pitt Akui Sering Mimpi Buruk, Kenali Tips Mengatasinya

Kompas.com - 27/06/2022, 20:29 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baru-baru ini, Brad Pitt mengaku sering mengalami mimpi buruk selama sekitar 4-5 tahun akibat depresi.

Melalui wawancara dengan Ottessa Moshfegh dari GQ, Pitt mengungkapkan ada satu mimpi buruk yang terus berulang menghantuinya.

Sampai pada akhirnya, kejadian ini membuat aktor itu belajar dalam upaya untuk membebaskan diri dari mimpi buruk yang kerap menerornya di malam hari.

"Mimpi itu akan selalu hadir di malam hari, dalam kegelapan, dan saya bermimpi berjalan di taman atau di sepanjang trotoar," terangnya.

"Ketika saya lewat di bawah lampu jalan seperti exorcist, seseorang akan melompat keluar dari jurang dan menikam saya di tulang rusuk."

"Saya pun menyadari, saya sedang diikuti dan kemudian yang lain mengapit sehingga membuat saya terjebak, itu berarti bahaya besar bagi saya," sambung dia.

Pria berusia 58 tahun itu juga mengatakan bahwa dia kerap mimpi dikejar di sebuah rumah dengan seorang anak.

Lantas, ketika hendak melarikan diri, dia justru terjepit di geladak lalu ditikam.

Mempelajari mimpi buruknya

Seiring berjalannya waktu, Pitt mulai meluangkan waktu untuk memahami mimpi  buruknya agar dia bisa keluar dari teror tersebut.

Setelah bintang Once Upon a Time in Hollywood itu mulai mempelajari alasannya, kira-kira 1-2 tahun kemudian dia pun berhenti mimpi buruk.

"Mimpi tentang penusukan ini saya tafsirkan sebagai ketakutan, perasaan tidak aman, benar-benar sendirian," ujarnya.

"Semua itu tampaknya mengarah pada kebutuhan yang terpendam dari aspek-aspek diri yang tidak diizinkan untuk berkembang sebagai seorang anak seperti kesehatan kemarahan, dan individualitas," jelas dia.

Cara mengatasi mimpi buruk

Menurut Web MD, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi frekuensi mimpi buruk dan meminimalisasi pengaruhnya terhadap hidup secara keseluruhan.

Pertama, jika mimpi buruk disebabkan oleh obat tertentu, kita mungkin dapat mengubah dosis atau resep untuk menghilangkan efek samping yang tidak diinginkan.

Untuk orang yang mimpi buruknya disebabkan oleh kondisi seperti sleep apnea atau sindrom kegelisahan, mengobati gangguan yang mendasarinya dapat membantu meringankan gejala.

Namun, apabila mimpi buruk tidak berhubungan dengan penyakit atau obat-obatan, jangan putus asa.

Karena perubahan perilaku telah terbukti efektif untuk 70 persen orang dewasa yang menderita mimpi buruk, termasuk yang disebabkan oleh kecemasan, depresi, maupun  Post-traumatic stress disorder (PTSD).

Sementara itu, terapi perilaku kognitif cukup menjanjikan untuk mengobati mimpi buruk berulang dan mimpi buruk yang disebabkan oleh PTSD.

Teknik ini juga bisa membantu penderita kronis mengubah mimpi buruk dengan melatih bagaimana mereka ingin mimpi itu terjadi.

Dalam beberapa kasus, obat-obatan dapat digunakan dalam hubungannya dengan terapi untuk mengobati mimpi buruk terkait PTSD, meskipun kemanjurannya belum ditunjukkan sejelas latihan pencitraan lainnya.

Di sisi lain, menjaga jadwal bangun-tidur yang teratur juga bisa membantu.

Begitu pula dengan berolahraga atau melakukan meditasi secara teratur dapat mengurangi kecemasan dan stres yang menyebabkan mimpi buruk.

Ingatlah juga untuk mempraktikkan kebersihan tidur yang baik karena ini dapat mencegah kurang tidur yang bisa menyebabkan mimpi buruk pada orang dewasa.

Dan yang terakhir, berhati-hatilah dengan pengonsumsian alkohol, kafein, serta nikotin yang dapat tetap berada di sistem tubuh selama lebih dari 12 jam sehingga mengganggu pola tidur kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com