Di balik manfaatnya yang dapat dijadikan obat untuk sejumlah penyakit, ganja juga memiliki efek samping yang mungkin dialami pasien.
Melansir Healthline, risiko tersebut mencakup memiliki efek yang memengaruhi sistem saraf pusat. Sehingga dapat menimbulkan risiko semacam zat aditif atau kecanduan.
Alasan itu pula yang mendorong permasalahan legalitas ganja di sejumlah negara.
Terlebih pada efek halusinogen yang menyebabkan pasien mengalami halusinasi ringan, keterampilan motorik buruk atau perbedaan antara persepsi dan realita.
Efek tersebut dikatakan dapat membahayakan pasien jika penggunaannya tanpa pengawasan dokter. Apalagi jika si pasien rawat jalan dan mengonsumsi obat-obatan itu di rumah.
Mirip dengan penggunaan alkohol, ganja dapat menyebabkan efek depresan. Mungkin pasien dapat terlihat lebih tenang ketika menggunakan obat dari ganja medis.
Akan tetapi, fungsi motoriknya dapat terganggu setelah menggunakan obat tersebut.
Di sisi lain, bagi sejumlah orang CBD juga dapat mengubah suasana hati sehingga menyebabkan hiperaktif, pernapasan jadi lebih cepat dan peningkatan tekanan darah dan detak jantung.
Penting untuk diketahui bahwa efek samping ganja dapat bervariasi. Artinya, gejala yang dirasakan mungkin berbeda antara satu orang dengan orang lain.
Baca juga: MK Buka Suara soal Gugatan Legalisasi Ganja Medis yang Menggantung hingga Sekarang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.