Penderita bipolar yang cenderung kurang tidur bisa jadi sedang mengalami manic episode.
Masalah tidur dan gangguan bipolar dapat saling mengisi, dengan episode manik menyebabkan masalah tidur dan sebaliknya.
Baca juga: Jangan Sepelekan, Kurang Tidur Bisa Ganggu Fungsi Otak dan Kinerja
Selama episode manik, seseorang mungkin gelisah mencari cara untuk menghilangkan energi ekstra.
Gejala ini sering digambarkan sebagai "multitasking pada steroid" sehingga melakukan banyak hal sekaligus dan mengalami ledakan produktivitas yang melampaui apa yang biasanya dicapai selama periode waktu tertentu.
Berbicara dengan nyaring dan cepat adalah gejala umum pada fase awal manic episode atau hipomanik.
Kondisi ini tentunya berbeda pada orang orang yang terbiasa bicara cepat ketika berkomunikasi sehari-hari.
Selama episode manik atau hipomanik, seseorang lebih cenderung mengenakan pakaian berwarna cerah atau flamboyan.
Ini bisa menjadi petunjuk halus khususnya jika dilakukan oleh penderita bipolar.
Berhati-hatilah juga jika penderita bipolar di sekitar kita mulai membuat asosiasi "dentang", misalnya bicara dalam rima kata-kata yang senada.
Pada penderita bipolar, hal ini kerap terjadi di luar konteks dan di luar karakternya untuk mengalihkan diri dari hal lain.
Baca juga: Mengenal Gangguan Bipolar yang Dialami Kanye West
Keluhan akan pikirannya yang berjalan dengan cepat, tak terkendali dan liar bisa menjadi indikasi manic episode.
Secara lahiriah, seseorang dengan gangguan bipolar mungkin tampak berbicara dengan lancar dan menyenangkan, sementara di dalam pikirannya tidak tenang.
Baca juga: 3 Cara agar Penderita Bipolar Produktif di Lingkungan Kerja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.