Slow feeder adalah mangkuk yang dirancang khusus untuk mengatur kecepatan makan hewan peliharaan, agar makanan bisa dicerna dengan baik dan memberikan jeda bagi hewan untuk mengunyah makanan.
Ketika kucing mengeluarkan kentut berlebihan dan berbau tidak sedap tanpa disertai gejala seperti muntah, diare atau perubahan nafsu makan, kita bisa mengganti pola makan hewan kesayangan.
"Cobalah beralih ke makanan yang mengandung sumber protein berbeda," tutur Machell.
"Terapkan diet rendah residu yang dirancang dokter hewan, diet bahan terbatas, atau diet terhidrolisis."
Mengalihkan kucing dari pola makan lama ke pola makan yang baru harus dilakukan secara bertahap.
Campur makanan baru dengan makanan lama sekitar beberapa hari. Setelah itu, tambahkan jumlah makanan baru sembari mengurangi yang lama.
Pertahankan pola ini setidaknya selama delapan minggu, sebelum makanan lama benar-benar dihilangkan dan diganti yang baru.
Jika kita ingin menambahkan probiotik atau serat ke dalam makanan kucing untuk mengurangi kentut, Machell menganjurkan agar kita berkonsultasi dengan dokter hewan terlebih dahulu.
Probiotik dan serat tergolong sebagai makanan yang aman bagi kucing. Namun pada beberapa kasus, kedua makanan itu bisa memperburuk masalah buang gas kucing.
"Jika perubahan pola makan sederhana tidak membantu, maka itulah saatnya menemui dokter hewan," kata Machell.
Baca juga: Wajib Diketahui! Pentingnya Protein Dalam Makanan Kucing
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.