Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/07/2022, 19:49 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sukulen adalah jenis tanaman hias yang terdiri dari berbagai bentuk dan warna.

Karena tampilan yang menarik dan ukuran yang tidak terlalu besar, sukulen sering dijadikan andalan untuk mempercantik rumah.

Sukulen pada dasarnya mudah dirawat, karena batang tanaman mampu menyimpan air sehingga tidak mudah layu.

Hanya saja, tanaman ini juga bisa mengering dan mati jika kurang mendapat perhatian.

Merawat sukulen

Mayoritas sukulen berasal dari daerah beriklim panas dan gersang. Namun dengan perawatan yang tepat, sukulen bisa ditanam hampir di segala tempat dan kondisi.

Agar sukulen yang ditanam tumbuh sehat dan sempurna, perhatikan langkah berikut:

1. Pencahayaan yang memadai

Karena habitat alami sukulen adalah lingkungan dengan banyak sinar matahari, tanaman ini cenderung membutuhkan jumlah sinar UV yang memadai.

"Setidaknya sebagian besar sukulen membutuhkan lebih dari enam jam cahaya setiap hari," ungkap Chad Massura, salah satu pendiri Rosy Soil.

"Usahakan menempatkan tanaman di jendela yang menghadap ke selatan atau barat untuk hasil terbaik."

Intensitas cahaya yang dibutuhkan sukulen bergantung pada beberapa faktor, seperti lokasi penanaman (di luar atau di dalam), dan iklim tempat kita tinggal.

Menurut Ryan Guillou, kurator di San Francisco Botanical Garden, sebagian besar sukulen dapat bertahan lebih baik di tempat dengan iklim yang lebih panas dan kering.

Sedangkan, Massura menambahkan sukulen yang tumbuh di tempat dengan kondisi cahaya rendah dapat berubah ukuran karena tanaman itu berusaha mendapatkan lebih banyak sinar matahari.

"Jika pertumbuhan sukulen condong ke arah matahari, cobalah memutar tanaman setiap bulan agar tanaman itu berdiri tegak," catat Massura.

2. Tanah dengan sistem drainase yang baik

Tanah berpori dan memiliki sistem drainase baik sangat ideal untuk sukulen demi memastikan tanaman tidak terendam air dalam waktu yang lama.

Apabila sistem drainase pada tanah kurang baik, tingkatkan intensitas penyiraman agar sukulen tidak mengering atau membusuk di bagian akar.

"Jika kita menanam di tanah yang padat, pastikan tanah cukup kering," ujar Guillou.

"Lalu apabila sukulen tumbuh di tanah yang lebih ringan seperti pasir atau campuran kaktus, kita perlu menyirami tanaman lebih sering."

Ilustrasi tanaman sukulen Echeveria laui (tengah) dengan daun berwarna pink. SHUTTERSTOCK/TETE_ESCAPE Ilustrasi tanaman sukulen Echeveria laui (tengah) dengan daun berwarna pink.
3. Jangan disiram terlalu sering

Frekuensi penyiraman sukulen tergantung dari spesies dan kondisi pertumbuhan tanaman.

Namun, sebagian besar sukulen harus dibiarkan hingga mengering sebelum disiram.

Jika daun dan batang tanaman mulai berkerut dan berubah kecokelatan, tandanya sukulen mengalami dehidrasi dan harus disiram, catat Angelica Elliott, asisten direktur hortikultura publik di Desert Botanical Garden di Phoenix, AS.

Kuncinya, biarkan tanaman sedikit kekurangan air, jangan sampai kelebihan air.

"Sukulen mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk kembali tumbuh setelah kekurangan air daripada terlalu banyak air," jelas Guillou.

4. Perhatikan suhu dan kelembapan

Sekali lagi, habitat sukulen adalah iklim yang panas dan gersang. Jadi, tanaman itu mampu bertahan dalam suhu hangat dengan tingkat kelembapan rendah.

Hal ini disampaikan Diane Glaub, manajer tanaman di San Francisco Botanical Garden.

"Kebanyakan sukulen lebih cocok di suhu antara 4-26 derajat celsius dan tingkat kelembapan antara 40-60 persen," tutur Glaub.

Massura mencatat, tingkat kelembapan yang tinggi bisa menjadi masalah bagi pertumbuhan sukulen.

"Lingkungan dengan kelembapan tinggi dengan cepat menyebabkan pembusukan, layu, dan kematian tanaman secara lambat," katanya.

Hanya saja, lanjut Massura, sukulen dapat bertahan di tempat dengan kelembapan tinggi (sekitar 70-90 persen) selama mendapatkan paparan sinar matahari yang memadai demi menjaga tingkat kekeringan daun dan tanah.

5. Berikan pupuk jika ditanam di pot

Umumnya, sukulen tidak memerlukan pupuk saat ditanam di tanah karena tanah sudah menyediakan segala nutrisi yang dibutuhkan tanaman itu.

Meski demikian, ada baiknya menambahkan pupuk jika sukulen ditanam di wadah seperti pot.

Elliott menyarankan penggunaan pupuk seimbang yang bisa larut dalam air, seperti pupuk NPK 10-10-10.

Ilustrasi tanaman hias sukulen.UNSPLASH/ANGELE KAMP Ilustrasi tanaman hias sukulen.
Jenis-jenis sukulen

1. Cactaceae

Cactaceae atau lebih dikenal kaktus merupakan salah satu jenis sukulen. Semua kaktus adalah sukulen, tetapi tidak semua sukulen merupakan kaktus.

Mudah untuk membedakan kaktus dari banyak tanaman sukulen lainnya, karena kaktus cenderung tidak mempunyai daun.

2. Aloe

Aloe vera atau lidah buaya menghasilkan gel yang dapat membantu menenangkan kulit. Lebih dari 300 spesies, hanya sedikit spesies yang memberikan manfaat bagi kulit.

3. Agave

Tanaman ini mirip dengan lidah buaya, tetapi biasanya lebih besar dan lebih berduri.

Terkadang, agave disebut sebagai "tanaman abad" karena hanya mekar sekali seumur hidup.

4. Echeveria

Tanaman echeveria berbentuk seperti bunga mawar dengan daun tebal dan lapisan lilin.

Berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan, echeveria sering dibudidayakan untuk daun dan bunga tanaman yang berwarna-warni.

Baca juga: Merawat Sukulen, Hindari Kesalahan ini!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com