Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, Diet Mediterania Bisa Bantu Atasi Depresi

Kompas.com - 05/07/2022, 09:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Fatherly

KOMPAS.com - Diet Mediterania yang selama ini dikenal menyehatkan jantung ternyata mempunyai manfaat lain yang mungkin belum diketahui banyak orang.

Diet yang berfokus pada biji-bijian, lemak sehat, sayuran, dan buah-buahan itu ternyata mampu menurunkan depresi.

Hubungan antara diet Mediterania dan depresi terungkap dalam studi yang diunggah The American Journal of Clinical Nutrition pada April 2022.

Atasi depresi

Para peneliti awalnya menjaring 72 responden pria berusia 18-25 tahun dengan tingkat depresi sedang hingga berat.

Mereka kemudian diminta mempertahankan pola makan biasanya atau beralih ke diet Mediterania selama 12 minggu.

Setelah tiga bulan, peneliti lantas melakukan pengecekan terhadap responden.

Baca juga: Mengapa Diet Mediterania Bisa Amat Populer?

Hasilnya didapati bahwa mereka yang menjalani diet Mediterania merasakan penurunan depresi.

Peneliti menemukan sebanyak 36 persen dari kelompok itu melaporkan gejala depresi yang rendah atau berkurang pada akhir penelitian.

Sementara responden yang tidak menjalani diet Mediterania tidak didapati tanda-tanda penurunan depresi setelah 12 minggu.

Salah satu peneliti yang terlibat dalam studi, Jessica Bayes, mengatakan, diet adalah sesuatu yang dapat dilakukan orang dengan depresi.

Ia menyampaikan, diet merupakan hal yang bisa ditindaklanjuti ketika mereka mempertimbangkan atau mencari perawatan lain.

"Psikoterapi dan antidepresan membantu banyak orang," kata peneliti asal University of Technology Sydney, Australia itu.

"Jadi kami tidak menyarankan orang untuk berhenti dari pengobatan atau semacamnya."

“Banyak pria muda yang saya ajak bicara untuk riset ini mengatakan, mereka harus masuk daftar tunggu tiga bulan sebelum perawatan," tambah Bayes.

Walaupun penelitian menargetkan pria muda dengan depresi, Bayes tidak menutup kemungkinan pria yang lebih tua merasakan manfaat yang sama.

Khasiat diet Mediterania

Diet Mediterania dianggap dapat mengurangi depresi lantaran mengandung banyak makanan antiinflamasi atau peradangan.

Nah, diet itu merupakan jawaban untuk mengatasi depresi yang bisa menyebabkan sistem kekebalan tubuh meradang.

Baca juga: Kunyit, Bahan Alami Atasi Depresi, Benarkah?

Di sisi lain, diet Mediterania berdampak pada mikrobioma usus yang bertanggung jawab untuk membuat lebih dari 90 persen serotonin tubuh.

Serotonin merupakan hormon yang berfungsi membawa pesan antarsel ke otak.

Hubungan antara diet Mediterania dengan mikrobioma usus memang belum sepenuhnya dapat dipahami.

Meski begitu, tingginya tingkat bakteri usus tertentu -seperti Morganella- telah dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi dan penyakit.

Pola makan untuk bantu turunkan depresi

Penulis studi menyampaikan, diet tidak bertahan lama karena pria menghadapi lebih banyak stigma makan sehat daripada wanita.

Namun, diet bisa dijadikan strategi jangka pendek sebelum mencari pilihan pengobatan lain untuk mengatasi depresi.

Beberapa pria sebenarnya merasa pola makan mereka penting untuk memperbaiki depresi.

Karena alasan itu mereka berkeinginan mengubah pola makan demi kesehatan mental.

Fakta tersebut terungkap dalam studi yang dipublikasikan di ResearchGate pada November 2020 lalu.

Di sisi lain, keterkaitan antara diet Mediterania dengan depresi tidak bisa dilepaskan dari pola makan orang Barat.

Pasalnya pola makan mereka cenderung tinggi makanan olahan dan gula halus.

Padahal keduanya telah dikaitkan dengan risiko depresi yang lebih tinggi.

Dengan begitu, ketika orang Barat mencoba menerapkan diet Mediterania tentu mereka bisa mendapatkan manfaat yang berbeda karena perbedaan pola makan.

Karena diet yang satu ini kaya akan sayuran dan ikan, seperti diet Jepang, yang dikaitkan dengan penurunan depresi.

Bukan satu-satunya solusi

Bayes mengutarakan, diet Mediterania tidak dimaksudkan untuk menggantikan perawatan depresi.

Ia mengatakan, sebanyak 45 responden memilih untuk menemui psikolog, sementara 25 persen lainnya menggunakan obat antidepresan.

Sebagian besar respoden juga berolahraga setidaknya 1-2 kali seminggu untuk mengatasi gejala gangguan kesehatan mentalnya.

“Psikiatri nutrisi adalah bidang yang sangat baru dan menarik yang menunjukkan bagaimana makanan dan pola diet yang berbeda dapat memengaruhi kesehatan mental kita,” kata Bayes.

“Makan bisa dilakukan tiap hari, seperti hal yang benar-benar dapat dilakukan orang untuk mendukung kesehatan mental," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Fatherly
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com