Menurut dokter Tuti, berbagai gejala yang mirip dengan Ramsay Hunt membuat sindrom itu kerap dikaitkan dengan Bell's Palsy.
Padahal, Bell’s Palsy merupakan kelumpuhan pada salah satu sisi otot wajah yang membuat salah satu sisinya tampak merosot secara tiba-tiba.
Kelumpuhan sebagian wajah tersebut membuat penderita sulit tersenyum dengan simetris.
"Pasien Bell's Palsy juga akan mengalami mata berair serta mengiler yang berlangsung kurang lebih selama 6 bulan setelah menjalani perawatan," tambahnya.
Meski demikian, penyebabnya bukanlah virus cacar. Kelumpuhan wajah pada Bell's Palsy disebabkan oleh peradangan infeksi virus yang diduga virus herpes, infeksi telinga tengah akibat bakteri dan penyakit lyme.
Di antara kelumpuhan wajah akibat penyakit Bell's Palsy atau Sindrom Ramsay Hunt, kondisi tersebut tidak ada kaitannya sama sekali, begitu pula dengan gejala stroke.
Ketiganya benar-benar jenis masalah kesehatan yang berbeda, yang membutuhkan penanganan yang berbeda pula.
Sebelum melakukan tindakan penanganan yang sesuai, dokter perlu memeriksakan kondisi pasien secara detail, sehingga mendapatkan diagnosis yang akurat.
“Penegakan diagnosis dibuat berdasarkan pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, serta gejala lain yang dialami pasien," imbuh dokter Tuti.
Dengan melakukan pengobatan secara tepat dan cepat, hal itu memungkinkan kita dapat terhindar dari komplikasi jangka panjang.
Seperti kehilangan pendengaran permanen, kelumpuhan wajah permanen, kerusakan mata dan rasa sakit permanen pada area bekas cacar.
Baca juga: Justin Bieber Batalkan Sisa Tur demi Pulih dari Sindrom Ramsay Hunt
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.