Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Sumber Perselisihan Orangtua dengan Anak Dewasa

Kompas.com - 11/07/2022, 16:41 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

 

1. Berasumsi akan mendapatkan timbal balik

Sayangnya, beberapa orangtua berasumsi bahwa keterlibatan dalam kehidupan anak yang sudah dewasa akan mendatangkan timbal balik yang menguntungkan.

Misalnya, seorang wanita bernama Melanie menceritakan bagaimana perselisihan kerap terjadi saat sang ibu membantu menjaga anak laki-lakinya di rumah.

Menurut dia, ibunya sudah terlibat terlalu jauh dalam kehidupannya hingga mengomentari bagaimana cara dia membesarkan anak, mengatur keuangan, dan sebagainya.

Jadi, jika kita adalah tipe orangtua yang menawarkan layanan dan yakin bahwa harus ada imbalan atau sesuatu menguntungkan dari proses keterlibatan dengan anak, maka jelaskan hal itu terlebih dulu tanpa menimbulkan ketegangan.

Baca juga: Menantu Frustrasi Hadapi Mertua yang Menyebalkan, Apa Jadinya?

Tapi jika tidak, beri tahu pada anak kita bahwa apa pun yang dikorbankan — entah waktu atau uang — benar-benar tulus untuk membantu kehidupan mereka.

2. Kekecewaan dalam pemilihan pasangan

Setiap orangtua pasti ingin yang terbaik untuk anak mereka.

Hal inilah yang pada akhirnya membuat orangtua ingin terlibat dalam segala aspek kehidupan anak, termasuk dalam menentukan pasangan hidup.

Meskipun pasangan hidup yang dipilih anak mungkin tidak benar-benar baik, namun orangtua juga tidak bisa memaksakan kehendaknya untuk memilihkan pasangan jika anak tidak menyukainya.

Orangtua memang memiliki peran yang besar untuk memberitahu anak untuk memilih pasangan dengan kebiasaan yang baik, tetapi orangtua juga harus bisa memastikan anak menjalani kehidupan terbaik versi mereka tanpa prasangka buruk.

3. Tidak setuju dengan pilihan hidup

Orangtua yang memiliki kendali tinggi atau yang melihat anak-anak mereka sebagai cerminan diri mereka sendiri — dan sebagai penanda keberhasilan mereka di dunia — sering kesulitan menerima keputusan anak-anak mereka yang sudah dewasa.

Baca juga: Ini Harapan Ibu Mertua pada Menantu Perempuannya

Sehingga, tipe orangtua yang seperti ini selalu ingin anak-anak mengikuti pilihan hidup yang mereka buat dan biasanya akan menimbulkan perselisihan atau ketegangan anak-anak yang sudah dewasa.

4. Membandingkan dengan saudara, teman, atau orang lain

Ini adalah pola pengasuhan salah yang banyak diterapkan pada anak-anak sejak kecil, yang sebenarnya dilakukan dengan tujuan memotivasi anak-anak untuk bisa lebih unggul.

Namun, apa pun sumber masalahnya, orangtua tidak bisa terus-menerus menggunakan ini sebagai jalan keluar untuk mengatasi konflik.

Sebab, membandingkan anak dewasa dengan siapa pun justru dapat memperparah ketegangan di antara orangtua dan anak.

Sebaliknya, orangtua bisa memberitahu anak dewasa dengan cara yang lebih baik sesuai usianya tanpa harus membandingkan atau menyarankan untuk menemui seorang profesional jika masalah cukup sulit diatasi bersama.

Baca juga: 6 Cara Efektif Menghadapi Menantu Pencemburu

5. Memberi label tidak setuju sama dengan tidak sopan

Memberi label ketidaksetujuan sebagai tanda tidak sopan juga biasanya menjadi sumber perselisihan antara orangtua dan anak yang sudah dewasa. 

Padahal, ketidaksetujuan adalah bentuk pilihan ketika anak-anak sudah beranjak dewasa dan memiliki pendapatnya sendiri tentang kehidupan.

Terlepas dari apa yang dikatakan budaya, rasa hormat terhadap orangtua sebenarnya dapat diperoleh dalam kehidupan sehari-hari jika orangtua juga bisa menghormati anak-anaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com