Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Disepelekan, Ini Gejala dan Cara Mengatasi Depresi pada Pria

Kompas.com - 13/07/2022, 11:58 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber DMarge

KOMPAS.com - Wanita memang lebih mudah mengalami depresi. Tapi, bukan berarti pria bebas dari gangguan kesehatan mental ini, ya!

Pasalnya pria juga bisa mengalami depresi walaupun persentase risikonya tidak sebesar wanita.

Depresi pada umumnya memengaruhi kesehatan mental yang menyebabkan kehidupan sehari-hari terganggu.

Sehingga penderitanya -terkhusus pria- merasa kosong, sedih, mudah tersinggung, bahkan kehilangan minat pada hal-hal yang mereka sukai.

Baca juga: Perlu Tahu, Hubungan Depresi, Serangan Jantung, dan Olahraga

Lalu, bagaimana kita bisa mengetahui apabila pria menderita depresi?

Tanda depresi pada pria

Depresi pada pria bisa diketahui dari sejumlah tanda. Tetapi paling sering akan memengaruhi perasaan, pemikiran, atau perilaku. Berikut tandanya.

Perasaan

  • Perasaan sedih atau kosong
  • Merasa tidak berdaya
  • Putus asa
  • Marah
  • Mudah tersinggung
  • Merasa kewalahan
  • Ragu.

Pikiran

  • Pikiran negatif
  • Berpikir tidak cukup baik
  • Menganggap hidup tidak menyenangkan
  • Menilai orang lain akan lebih baik tanpa kehadiran kita
  • Hidup tidak layak dijalani.

Kebiasaan

  • Tidak ingin bersosialisasi dengan siapa pun
  • Tidak ingin berpartisipasi dalam kegiatan yang biasanya dinikmati
  • Beralih ke obat-obatan atau alkohol
  • Perilaku sembarangan
  • Kurang konsentrasi.

Gejala fisik

  • Kurang nafsu makan
  • Kehilangan dorongan atau minat seks
  • Sakit kepala teratur
  • Merasa tidak sehat
  • Sulit tidur
  • Nyeri otot.

Baca juga: Bisakah Masalah Usus Sebabkan Depresi dan Kecemasan? Begini Kata Ahli

Penyebab depresi pada pria

Penyebab depresi pria biasanya berasal dari tantangan kehidupan, seperti kehilangan pekerjaan, perceraian, atau kematian dalam keluarga.

Penyebab lainnya adalah stres di tempat kerja atau pelecehan fisik dan emosional di masa lalu atau saat ini.

Meski begitu, konsumsi obat-obatan dan alkohol juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko depresi pada pria.

Perlu diketahui bahwa depresi pada pria dipengaruhi oleh faktor bawaan alias genetika.

Sejak dahulu, "warisan" depresi sudah dibawa secara turun temurun dan pria mewarisi sekitar 29 persen risiko ini.

Aktor Hollywood Jim Carrey pernah mengatakan bahwa salah satu tanda depresi adalah enggan menerima diri sendiri.

Itulah yang menurut Carrey menjadi pembeda antara depresi dengan kesedihan.

Penyebab depresi yang sudah disebutkan sebaiknya diwaspadai oleh pria sendiri.

Karena risiko mereka untuk melakukan bunuh diri jika tidak mendapat penanganan terbilang tinggi.

Di negara maju sekelas Australia, 7 pria setiap harinya meninggal dunia karena bunuh diri.

Sementara di dunia, 1 dari 8 pria terpengaruh oleh depresi sepanjang hidup mereka.

Kapan harus ditangani?

Pria sebaiknya berkonsultasi ke dokter apabila merasakan tanda depresi seperti yang sudah disebutkan selama 2 minggu atau lebih setiap harinya.

Biasanya dokter akan membimbing pasien untuk menilai dirinya sendiri mengalami depresi dan meresepkan obat serta perawatan jangka panjang.

Perawatan depresi yang disarankan dokter mungkin meliputi konsultasi dengan psikolog, psikiater, atau terapis.

Tujuannya supaya pria dengan depresi dapat terbantu untuk mengatasi pikiran yang dialami.

Selain itu, penanganan depresi pada pria sebaiknya dilakukan oleh diri sendiri.

Misalnya dengan berbicara kepada teman atau keluarga ketika merasa sedih atau tidak cukup baik.

Baca juga: Cara Mencegah Keinginan Bunuh Diri akibat Depresi

Membantu pria yang depresi

Cara untuk membantu pria yang mengalami depresi adalah dengan berbicara dengan mereka.

Hal itu penting dilakukan karena pria cenderung diam ketika terjadi masalah.

Di samping itu, bantuan medis menjadi cara lain mengatasi pria depresi yang meliputi pengobatan, bantuan psikologis, atau terapi stimulasi otak.

Obat

Obat untuk mengatasi depresi disebut antidepresan. Medical News Today menyebut obat ini punya fungsi khusus.

Yaitu, memperbaiki ketidakseimbangan kimiawi neurotransmiter di otak setelah dikonsumsi.

Antidepresan yang digunakan untuk pengobatan depresi terdiri dari beberapa macam, seperti:

  • Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs): antidepresan paling umum yang diresepkan untuk membantu mengobati depresi.
  • Antidepresan trisiklik (TCA)
  • Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs): bisa diresepkan jika SSRI tidak memiliki efek apa pun
  • Noradrenalin dan antidepresan serotonergik spesifik (NaSSA).

Perawatan

Ada beberapa macam perawatan depresi pada pria. Namun, paling umum adalah yang berikut ini:

  • Terapi perilaku kognitif (CBT): dapat mengubah pikiran yang memengaruhi perasaan atau perilaku. Seperi mengubah pikiran negatif menjadi positif.
  • Psikoterapi
  • Konseling: pria depresi akan diberikan waktu untuk berbicara apa saja yang mereka rasakan. Ini adalah cara jangka pendek mengatasi depresi.

Baca juga: Depresi pada Ayah Bisa Menurun ke Anak, kok Bisa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber DMarge
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com