KOMPAS.com - Ketumbar merupakan salah satu rempah-rempah yang sering dicampurkan ke hidangan ayam atau daging.
Menambahkan ketumbar pada olahan ayam atau daging memang dapat membuat aroma dan rasa makanan menjadi semakin lezat.
Namun tidak semua orang beranggapan sama. Sebagian orang tidak menyukai ketumbar karena menganggap rasa rempah-rempah ini seperti sabun, serangga, atau serutan logam.
Mengapa demikian?
Seperti dilansir The New York Times, dalam buku Oxford Companion to Food yang ditulis Alan Davidson, kata "coriander" (ketumbar dalam bahasa Inggris) berasal dari kata Yunani untuk kutu busuk.
Tulisan dalam buku tersebut juga menyebutkan, aroma ketumbar dikaitkan dengan bau seprai yang dipenuhi serangga.
Ditambahkan, masyarakat Eropa sering kesulitan mengatasi kebencian mereka terhadap bau ketumbar.
Ternyata, survei membuktikan kebencian pada ketumbar dipengaruhi oleh DNA setiap individu.
Baca juga: Kenali Beda Merica dan Ketumbar, Mirip tapi Tak Sama Manfaatnya
Sebuah perusahaan genetika 23andMe mengajukan pertanyaaan kepada 50.000 orang seputar apakah mereka menyukai rasa ketumbar dan apakah mereka menganggap ketumbar terasa seperti sabun atau tidak.
Para ahli di 23andMe lantas membandingkan DNA para partisipan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.