PTSD dapat terjadi setelah pria mengalami peristiwa traumatis dalam hidupnya.
Seperti kecelakaan serius, penyerangan fisik atau seksual, perang, penyiksaan atau bencana alam.
PTSD bahkan bisa terjadi bertahun-tahun kemudian setelah peristiwa traumatis.
Gejala PTSD dapat dilihat dari menghidupkan kembali peristiwa traumatis yang menghasilkan reaksi emosional dan/ atau fisik.
Di sisi lain, pria dengan PTSD sengaja menghindari apa pun yang terkait dengan peristiwa traumatis, seperti orang yang terlibat, tempat, atau aktivitas tertentu.
Baca juga: Apakah Kecemasan Menyebabkan Jantung Berdebar, atau Sebaliknya?
OCD adalah gangguan pada seseorang yang memiliki pikiran mengganggu terus-menerus.
Pikiran mereka biasanya berkaitan dengan kebutuhan untuk melakukan rutinitas tertentu.
Sesuai namanya, gejala utamadari OCD adalah obsesi (pikiran berulang) dan kompulsi (perilaku berulang).
Obsesi adalah pikiran atau desakan yang tidak diinginkan secara terus-menerus yang menyebabkan cemas, jijik atau tidak nyaman, seperti ketakutan akan kontaminasi.
Sedangkan kompulsi merupakan tindakan atau rutinitas yang berulang sebagai respons terhadap obsesi.
Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kecemasan pada pria. Berikut cara-caranya.
Berbagai jenis terapi dapat direkomendasikan tergantung pada jenis kecemasan yang dialami pria.
Namun, psikoterapi, terapi perilaku kognitif (CBT) dan exposure therapy dianggap paling efektif dalam mengobati kecemasan pada pria.
Dokter biasanya meresepkan obat berupa antidepresan, benzodiazepin, dan buspiron untuk mengatasi kecemasan pria.
Di sisi lain, testosterone replacement therapy (TRT) bisa dijadikan alternatif untuk masalah tersebut.
TRT bisa digunakan jika penyebab kecemasan pria adalah akibat dari kadar testosteron yang rendah.
Merubah gaya hidup dapat membantu mengurangi kecemasan pada pria.
Mereka bisa mencoba meditasi, yoga, latihan pernapasan, atau diet yang sehat.
Baca juga: Studi: Mendengarkan Musik Ampuh Turunkan Efek Gangguan Kecemasan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.