"Jika itu cinta, kita dan pasangan akan memenuhi kebutuhan seksual maupun emosional satu sama lain seperti saling membantu, bukan hanya tentang seberapa cepat kita bisa melepaskan pakaian satu sama lain," jelasnya.
Baca juga: 3 Tips Temukan Kenikmatan Lebih Saat Berhubungan Seksual, Menurut Ahli
Berbeda dengan cinta, nafsu adalah perasaan, sensasi, dan emosi yang didasarkan pada proyeksi imajinasi kita dari kualitas dan signifikansi yang dimiliki pasangan.
Ketika kita bernafsu terhadap seseorang, kita cenderung mengidealkan orang itu dan semacam memproyeksikan apa yang kita inginkan dari dia.
Sayangnya, hal ini sering kali mengarah pada keyakinan bahwa orang yang kita dambakan itu sempurna dan tidak mungkin melakukan kesalahan. Akibatnya, banyak red flag yang terlewatkan.
"Jika kita benar-benar mencintai seseorang, kita mungkin akan melihatnya apa adanya yakni manusia sejati dengan banyak kekurangan, namun tetap mencintainya," kata Bregman.
"Dan, jika konflik muncul karena kekurangan, yang terbaik adalah menggunakan komunikasi yang tepat untuk menyelesaikan masalah," ujar dia.
Petunjuk bermanfaat lainnya yang dapat membantu kita membedakan cinta dan nafsu adalah dengan memikirkan lamanya hubungan.
"Hampir merupakan aturan yang tidak dapat diubah bahwa nafsu adalah sesuatu yang dialami seseorang sejak awal, tetapi cinta sejati adalah sensasi yang akan dirasakan nanti," ungkap Bregman.
Baca juga: Pakar Ungkap 3 Cara Meningkatkan Kepuasan Seksual bersama Pasangan
Begitu kita jatuh cinta, manfaat berhubungan seks, pada tingkat emosional, mungkin juga akan meningkat.
Ini tentu saja masuk akal karena cinta didasarkan pada pemberian kepada orang lain dan butuh waktu untuk berinvestasi secara mendalam pada orang lain, sedangkan ketertarikan penuh nafsu dapat berkembang hampir secara instan.
Apabila kita terlalu khawatir dengan penampilan pasangan yang menarik, kita mungkin berada dalam fase nafsu dalam hubungan.
"Emosi nafsu biasanya terfokus pada eksternal seperti bagaimana penampilan pasangan kita, bentuk tubuhnya, dan bagaimana kita muncul di matanya," terang Bregman.
Namun, jika kita benar-benar mencintai seseorang, kita juga akan menaruh perhatian besar pada kualitas baik di luar penampilan fisik seperti intelektual, kebaikan hati, dan sebagainya.
Seseorang yang bernafsu biasanya tertarik pada hubungan sejauh itu nyaman dan mungkin akan menghindar dari komitmen nyata apa pun.
"Namun, jika kita benar-benar mencintai pasangan, kita akan sibuk merawatnya dan ingin memberi kasih sayang kepadanya dengan tulus. Bahkan ketika tidak nyaman, kita bersedia berkorban dan berinvestasi di dalamnya," kata Bregman.