KOMPAS.com – Apa yang pertama kali muncul dalam benak ketika mendengar kata “stunting”?
Barangkali, Anda mengira stunting adalah kondisi di mana tubuh anak lebih pendek dibandingkan teman-teman seusianya.
Selain itu, stunting dikaitkan kondisi anak dengan daya tahan tubuh lemah sehingga sering sakit-sakitan atau mengalami tumbuh kembang yang terhambat.
Pandangan tersebut benar adanya. Namun, ada satu dampak stunting yang kerap dilupakan, yaitu memengaruhi kecerdasan anak.
Seperti diketahui, stunting disebabkan multifaktor. Salah satunya, kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu lama pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Baca Juga: Perbedaan antara Gizi Buruk dan Stunting yang Harus GenBest Ketahui
Lantas, apa kaitannya dengan 1.000 HPK?
Pada masa 1.000 HPK, otak anak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Terdapat lebih dari satu juta koneksi saraf yang terbentuk pada periode ini.
Meski begitu, perkembangan pesat otak dapat terganggung akibat kekurangan asupan nutrisi yang seimbang.
Untuk diketahui, sekitar 50-75 persen energi yang berasal dari makanan digunakan untuk menutrisi otak si kecil.
Menurut penelitian Dr dr Damayanti Rusli Sjarif SpA(K), anak yang mengalami gizi buruk di bawah usia satu tahun, 25 persen berisiko memiliki tingkat kecerdasan atau intelligence quotient (IQ) di bawah angka 70, dan 40 persen berisiko memiliki IQ antara 71-90.
Baca Juga: Masalah Kesehatan Ini Masih Mengintai Anak dan Remaja Indonesia
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.