Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaat Spirulina, Tanaman Ganggang yang Disebut Superfood

Kompas.com - 19/07/2022, 08:28 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pernah mendengar spirulina? Tanaman satu ini disebut dengan superfood lantaran mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan.

Spirulina adalah salah satu jenis cyanobacteria, tanaman ganggang berwarna hijau kebiruan yang hidup di air tawar dan air laut di Afrika Tengah, Asia, dan Amerika Tengah.

Kendati dapat dimakan langsung atau mentah-mentah, spirulina kebanyakan diproses sedemikian rupa hingga menjadi tablet, minuman, dan bubuk.

Istilah spirulina sebenarnya mengacu pada beberapa varietas cyanobacteria, bukan hanya satu organisme atau satu bahan.

Nutrisi yang terkandung dalam spirulina

Berdasarkan temuan ilmiah pada 2019, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut spirulina sebagai superfood.

Kaya akan nutrisi seperti vitamin B, kalium, dan kalsium, ganggang air ini juga mengandung phycocyanin, antioksidan dengan pigmen yang menghasilkan warna hijau kebiruan pada spirulina.

Selain dikenal karena berbagai mikronutrien dan mengandung vitamin E, zat besi, dan magnesium, spirulina memiliki kandungan protein yang tinggi.

Seperti dilaporkan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), dalam satu sendok makan bubuk spirulina kering (sekitar 7 gram), terkandung nutrisi sebagai berikut:

  • 20 kalori
  • 4 gram protein
  • Lemak kurang dari 1 gram
  • 2 gram karbohidrat
  • Serat kurang dari 1 gram
  • Gula pasir kurang dari 1 gram

Manfaat spirulina untuk kesehatan

Spirulina dikemas dengan manfaat dan nutrisi. Lalu, apa manfaat spirulina bagi kesehatan?

1. Melawan stres oksidatif

Phycocyanin, yang menghasilkan warna hijau kebiruan pada spirulina juga merupakan antioksidan kuat, menurut Megan Byrd, RD, ahli diet terdaftar dan pendiri The Oregon Dietitian.

Antioksidan ini melawan stres oksidatif dengan menetralkan molekul radikal bebas berbahaya sebelum berpotensi merusak sel dan organ tubuh dan menyebabkan stres oksidatif.

Diketahui, tingkat stres oksidatif yang tinggi dapat meningkatkan risiko perkembangan penyakit kronis seperti kanker dan diabetes tipe 2.

Selain itu, spirulina juga mengandung beberapa beta karoten, antioksidan yang memberi warna jingga pada sayuran seperti wortel, tambah Byrd.

Phycocyanin dan beta-karoten menghambat aktivitas radikal bebas dan merangsang molekul antioksidan dalam sel.

Temuan studi ilmiah pada 2016 menempatkan spirulina sebagai makanan antioksidan terbaik.

2. Memperbaiki alergi

Rinitis alergi adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh alergi terhadap zat seperti serbuk sari, jamur, atau tungau debu, seperti dilaporkan American College of Allergy, Asthma & Immunology.

Kondisi ini pada dasarnya merupakan reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh yang melepaskan histamin setelah berinteraksi terhadap alergen-alergen yang sudah disebutkan di atas.

Histamin merupakan bahan kimia inflamasi yang menyebabkan gejala seperti bersin dan mata gatal.

Selain beberapa obat antihistamin yang dapat meredakan gejala tersebut, spirulina mungkin juga dapat membantu mengatasi masalah.

Dalam sebuah studi tahun 2020, orang dengan rinitis alergi diminta mengonsumsi 2 gram (sekitar 1/4 sendok makan) spirulina atau 10 miligram cetirizine (bahan aktif dalam obat antihistamin Zyrtec).

Hasilnya, kelompok yang mengonsumsi spirulina mendapatkan lebih banyak manfaat seperti berkurangnya nasal drainage (aliran lendir dari hidung ke tenggorokan), bersin, hidung tersumbat, dan gatal.

Temuan ini dibandingkan dengan kelompok yang mengonsumsi cetirizine.

3. Mampu menjaga kesehatan jantung

Tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol darah tinggi adalah faktor risiko utama penyakit jantung, seperti dilaporkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Namun, phycocyanin dalam spirulina dapat melindungi jantung dengan memperbaiki faktor-faktor tersebut.

"Dalam studi yang dilakukan pada hewan, phycocyanin dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan produksi oksida nitrat."

Demikian penjelasan Basheerah Enahora, MS, MBA, RDN, LDN, ahli diet dan pendiri BE Nutrition.

Oksida nitrat berperan penting dalam vasodilatasi (relaksasi pembuluh darah), yang meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi tekanan darah, catat dia.

Sedangkan, Byrd menambahkan tanaman ganggang ini juga dapat membantu meningkatkan HDL atau kolesterol baik dan mengurangi LDL atau kolesterol jahat.

Fakta itu terungkap dalam studi tahun 2019, kendati membutuhkan studi lebih lanjut.

4. Memperbaiki anemia

Tubuh menggunakan zat besi untuk membuat sel darah merah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh.

Namun, tubuh kita dapat mengembangkan anemia defisiensi besi (ADB), kondisi yang ditandai dengan sel darah merah yang rendah karena rendahnya asupan zat besi.

Kondisi ini dapat membuat tubuh mengalami kelelahan, tetapi makan makanan kaya zat besi dapat membantu membalikkan gejala.

Kabar baiknya, spirulina merupakan salah satu sumber zat besi yang baik dalam mengobati anemia, menurut temuan ilmiah pada 2017.

Ada sedikit bukti berkaitan dengan senyawa kecil dalam spirulina yang disebut polifosfat, jelas Enahora.

"Senyawa polifosfat dapat membantu penyerapan zat besi di usus, yang dapat meningkatkan kadar zat besi kita," katanya.

5. Mendukung sistem kekebalan

Sejumlah bukti menunjukkan, spirulina mampu memperkuat sistem kekebalan dengan meningkatka aktivitas limfosit alias sel kekebalan yang menyerang kuman berbahaya.

Efek ini diamati dalam studi di tahun 2020, di mana spirulina meningkatkan kadar limfosit pada tikus.

Sebuah studi yang melibatkan manusia di tahun 2016 juga menemukan spirulina meningkatkan interleukin-2, molekul yang mendukung respons imun yang sehat.

Namun, efek spirulina pada sistem kekebalan tubuh manusia tidak banyak diketahui, sehingga diperlukan studi lebih lanjut untuk menarik kesimpulan menyeluruh.

Risikonya

Temuan studi pada 2017 mengungkap, spirulina umumnya aman dikonsumsi menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).

Namun, sama halnya seperti semua suplemen yang ada, lakukan konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi spirulina. Juga, pastikan spirulina tidak bereaksi dengan suplemen lain dan atau obat-obatan yang dikonsumsi.

Dalam studi yang dilakukan Icahn School of Medicine di Mount Sinai, ditemukan obat imunosupresan dapat bereaksi negatif dengan spirulina.

Pada sebagian orang, spirulina dapat menyebabkan efek samping seperti gangguan pencernaan, nyeri otot, berkeringat, wajah memerah, dan sakit kepala.

Bahkan, spirulina juga berpotensi menyebabkan reaksi alergi.

Berdasarkan temuan pada tahun 2020, diketahui dua orang mengalami gatal-gatal dan kesulitan bernapas setelah mengonsumsi spirulina.

Maka dari itu, bagi yang memiliki riwayat alergi dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menambahkan spirulina ke dalam diet.

Konsultasi juga diharuskan bagi ibu yang sedang hamil atau menyusui, karena --seperti yang sudah disinggung di atas-- hanya ada sedikit bukti mengenai efek samping spirulina.

Makalah pada tahun 2018 mengungkap spirulina berisiko terkontaminasi logam berat seperti nikel, aluminium, atau timah.

Logam-logam ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti kerusakan sistem saraf dan masalah ginjal, menurut studi yang dimuat dalam jurnal Science of the Total Environment.

Faktanya, spirulina dapat menyerap logam berat dari lingkungan dengan efektif sehingga memang sengaja digunakan untuk menghilangkan logam dari air limbah industri.

Tips memilih spirulina

Spirulina dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, yakni bubuk, ekstrak cair, permen karet, kapsul, dan tablet.

Byrd menambahkan, spirulina juga tersedia sebagai bahan dalam campuran protein dan bubuk hijau yang dirancang untuk dilarutkan dalam air atau jus.

Beberapa toko menjual produk yang mengandung bubuk spirulina, seperti minuman, pasta, kue, dan snack bar.

Namun untuk opsi yang lebih sehat, pilihlah bubuk spirulina karena hanya mengandung spirulina sebagai bahan utama.

Bubuk spirulina menawarkan profil nutrisi yang lebih murni dan lebih kuat dibandingkan suplemen lain, kata Kelsey Lorencz, RD, ahli diet terdaftar dan pendiri Graciously Nourished.

Hanya saja, bubuk spirulina memiliki rasa dan bau amis yang mungkin tidak disukai banyak orang.

"Permen jeli, pil, atau bubuk campuran spirulina mungkin adalah opsi yang baik, namun perhatikan tambahan gula, rasa, dan pewarna dalam produk," catat Lorencz.

Sementara itu, Enahora merekomendasikan agar kita mencampurkan bubuk spirulina murni dengan jeruk untuk mengurangi profil amis yang intens.

Juga, ketika memilih segala jenis suplemen spirulina, perhatikan sumbernya.

"Carilah spirulina yang dipanen dari danau alami atau ditanam di kolam komersial yang dikontrol," kata Enahora.

Mengolah spirulina

Ada banyak cara untuk menambahkan spirulina dalam makanan, yaitu:

1. Campurkan dalam smoothie
Tambahkan 1-2 sendok teh spirulina dalam smoothie seperti protein shake jeruk dan vanilla hemp.

Buah jeruk akan menghilangkan bau amis, tetapi kita juga bisa mencampur spirulina dengan lemon atau jeruk bali.

2. Ditambahkan ke dalam jus
Byrd merekomendasikan untuk mengaduk 1-2 sendok teh bubuk spirulina ke dalam jus jeruk.

3. Masukkan dalam camilan energy ball
Masukkan satu sendok teh spirulina ke resep energy ball. Jika tidak menyukai rasa yang amis, cobalah menambahkan kulit lemon ke dalam resep.

4. Tambahkan sebagai bahan pelengkap es krim
Ketika membuat es krim pisang, tambahkan setengah hingga satu sendok teh bubuk spirulina dan beberapa irisan jeruk.

Spirulina akan menambah nutrisi dan warna, kata Enahora, sementara jeruk akan mengurangi rasa amis.

5. Tuangkan dalam sup
Spirulina juga bekerja dengan baik dalam sup hijau vegan untuk memperkuat warna makanan.

6. Campurkan dalam oat
Kita dapat mengubah oat yang biasa-biasa saja menjadi oat yang menarik dengan spirulina yang memiliki warna hijau kebiruan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com