KOMPAS.com - Belakangan ini muncul sebuah tren kecantikan di media sosial TikTok mengenai skin fasting.
Seperti namanya, skin fasting atau "puasa skincare" merupakan satu langkah untuk menghentikan semua produk perawatan kecantikan yang biasa kita gunakan sehari-hari.
Layaknya tombol reset, skin fasting menjadi kebutuhan yang cukup penting dalam hal perawatan kulit.
Melansir NDTV, ada beberapa tujuan untuk melakukan puasa menggunakan skincare. Di antaranya adalah meremajakan, bersantai sejenak serta detoksifikasi.
Tiga hal tersebut menjadi sesuatu yang mendefinisikan tren perawatan kulit untuk mendapatkan kulit yang bersih dan bercahaya.
Intinya adalah membiarkan kulit bernapas dan membiarkannya rileks sejenak memulihkan kondisinya secara alami.
Skin fasting juga memungkinkan kulit kembali ke fungsi alaminya tanpa bergantung pada produk perawatan kulit yang kita gunakan.
Di samping itu, kegunaan dari skin fasting adalah untuk mengetahui produk apa yang menyebabkan iritasi atau menimbulkan masalah pada kulit seteah kita tidak menggunakannya.
Baca juga: Ramai soal Warganet Perawatan Wajah Menggunakan Pasta Gigi, Berbahayakah?
Mirip seperti puasa makanan, skin fasting juga dapat bervariasi pada beberapa orang.
Ada tingkat yang berbeda terkait produk perawatan kulit apa yang perlu dihilangkan dan berapa lama puasanya berlangsung. Paling aman, tren yang satu ini bisa dilakukan selama 3 sampai 4 hari.
Teori di balik ini fungsinya untuk mengembalikan lapisan stratum korneum pada kulit yang berfungsi sebagai pelindung alias skin barrier.
Secara umum skin fasting juga sama seperti tren kecantikan yang lain. Kita memerlukan perubahan rutinitas dari yang setiap hari memakai skincare, lalu beralih tanpa menggunakan produk perawatan kulit apapun.
Sebagaimana dilansir Guardian, ketika mencobanya, sebagian orang mungkin memerlukan puasa skincare secara bertahap.
Sebaliknya, beberapa yang lain bisa dengan mudah langsung melepas semua penggunaan skincare dalam beberapa hari ke depan.